Mohon tunggu...
Vina Zaskia Nurul
Vina Zaskia Nurul Mohon Tunggu... Mahasiswi Program Studi Manajemen, Universitas Teknologi Digital Bandung.

Saya pribadi yang teliti, suka belajar hal baru, dan tertarik dengan dunia ekonomi, keuangan, serta content digital. Di waktu luang, saya senang membaca, mendesain, dan menonton konten edukatif maupun lifestyle di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Penting untuk Perekonomian Indonesia?

7 Juli 2025   10:05 Diperbarui: 7 Juli 2025   10:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

2. Suku Bunga: Pengatur Arus Uang

Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas dana yang dipinjam. Bank Indonesia menggunakan suku bunga sebagai alat kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi.

- Saat suku bunga naik, pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga aktivitas investasi dan konsumsi bisa melambat.
- Saat suku bunga turun, lebih banyak bisnis yang tertarik meminjam uang untuk ekspansi, dan masyarakat lebih mudah membeli rumah atau kendaraan.

Menurut penelitian Siregar & Endraswati (2024), suku bunga memiliki dampak signifikan terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi. Artinya, kebijakan BI dalam menetapkan suku bunga acuan benar-benar memengaruhi dinamika perekonomian.

Namun, suku bunga di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi domestik, tetapi juga oleh kebijakan global, terutama kebijakan The Fed di Amerika Serikat.

---

3. Nilai Tukar: Cermin Daya Saing Nasional

Nilai tukar mata uang suatu negara mencerminkan kekuatan ekonomi relatif terhadap negara lain. Untuk Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selalu menjadi sorotan utama.

- Depresiasi rupiah membuat ekspor Indonesia lebih kompetitif, karena produk lokal menjadi lebih murah bagi pembeli asing.
- Namun, depresiasi juga meningkatkan harga barang impor, yang bisa memicu inflasi dan beban utang luar negeri.

Menurut Ichsan & Verena (2020), nilai tukar berpengaruh langsung terhadap sektor ekspor, khususnya industri kreatif. Ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar bukan hanya masalah moneter, tapi juga soal daya saing nasional.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun