Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen di Universitas Negeri Jakarta

Akademisi dan peneliti di bidang Pendidikan Fisika yang saat ini menjabat sebagai Lektor Kepala di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Aktif dalam pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis teknologi dan pendekatan pedagogis inovatif seperti Problem-Based Learning (PBL), Discovery Learning, dan STEM.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolaborasi UNJ dan USK dalam Mengembangkan Perangkat Pembelajaran STEAM untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi Mahasiswa

2 Juni 2025   12:00 Diperbarui: 14 Agustus 2025   15:37 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan Penelitian (24/04/2025)

Di era transformasi digital saat ini, tuntutan terhadap kemampuan literasi dan numerasi menjadi semakin penting, terutama dalam dunia pendidikan tinggi. Sayangnya, realita di lapangan justru menunjukkan tantangan baru. Meski informasi kini lebih mudah diakses, pemahaman mendalam atas informasi tersebut tidak ikut meningkat. Justru sebaliknya, mahasiswa cenderung lebih cepat melupakan karena terlalu banyak informasi berseliweran tanpa makna yang tertanam kuat. SDGs Penelitian Kolaborasi Fakultas (KF) ini termasuk ke dalam No.4 yaitu Quality Education (Pendidikan Berkualitas).

Untuk menjawab tantangan tersebut, Dr. Ir. Vina Serevina, M.M dari Universitas Negeri Jakarta menggagas pengembangan perangkat pembelajaran Fisika Dasar berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Gagasan ini kemudian diujicobakan melalui kolaborasi dengan mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh, dengan fasilitasi dari Dra. Nurulwati, M.Pd., CIT, dosen Pendidikan Fisika USK (lihat Gambar 2). 

Gambar 2. Penyampaian PPT Fisika Dasar berbasis STEAM oleh Dr. Ir. Vina Serevina, M.M. 
Gambar 2. Penyampaian PPT Fisika Dasar berbasis STEAM oleh Dr. Ir. Vina Serevina, M.M. 

STEAM adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk mendorong cara berpikir kritis, kreatif, dan kontekstual. Dalam penelitian ini, pendekatan STEAM diterapkan melalui perangkat yang merujuk pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS), materi pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka, dan PowerPoint interaktif yang mengintegrasikan keterampilan abad 21 serta pemanfaatan teknologi informasi. 

Temuan Lapangan: Informasi Mudah Didapat, Mudah Dilupakan 
Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 22–24 April 2025, para mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Syiah Kuala mengungkapkan keresahan mereka terhadap banjirnya informasi digital. Mereka mengaku, akses terhadap materi memang makin mudah, tapi justru makin sulit dipahami dan cepat terlupakan. 

“Kalau sekarang kayak ah ngapain dicatat, nanti minta ChatGPT juga bisa,” ujar seorang mahasiswa saat diwawancara. “Tapi terlalu mudahnya akses itu, buat kami jadi mudah melupakan informasi tersebut.” 

Fenomena ini mencerminkan dilema besar yang dihadapi generasi pembelajar saat ini. Akses informasi memang melimpah, tapi makna yang tertanam justru menipis. Hal ini memperkuat urgensi pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan hafalan, tapi mengajak mahasiswa membangun pemahaman secara utuh. 

Hasil Pretest dan Posttest: Literasi Meningkat Signifikan
Untuk mengukur sejauh mana perangkat pembelajaran berbasis STEAM berdampak pada peningkatan kompetensi mahasiswa, tim peneliti melakukan pre-test (lihat Gambar 3) dan post-test (lihat Gambar 4) kepada 50 mahasiswa pendidikan fisika USK. 

Gambar 3. Suasana sedang melakukan Pre-Test.
Gambar 3. Suasana sedang melakukan Pre-Test.

Gambar 4.  Suasana sedang melakukan Post-Test 
Gambar 4.  Suasana sedang melakukan Post-Test 
Kemampuan numerasi mahasiswa menunjukkan peningkatan yang stabil. Rata-rata nilai pretest berada di angka 77,09, kemudian naik menjadi 86,77 pada post-test—sebuah lompatan sebesar 9,68 poin. Sementara itu, literasi mengalami peningkatan yang bahkan lebih signifikan: dari rata-rata 62,57 di pretest, menjadi 74,62 saat posttest, atau meningkat 12,05 poin (lihat Gambar 5).

Gambar 5. Grafik hasil test mahasiswa Pendidikan Fisika USK.
Gambar 5. Grafik hasil test mahasiswa Pendidikan Fisika USK.
Peningkatan ini tidak hanya tercermin dari angka, tetapi juga dari cara mahasiswa merespons materi. Mereka terlihat lebih aktif menganalisis, lebih reflektif saat menyusun argumen, dan lebih percaya diri saat mempresentasikan hasil pengamatannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun