Mohon tunggu...
Vina Mulyadi
Vina Mulyadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang wanita biasa yang gemar membaca, kuliner dan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Hati

8 Februari 2021   09:50 Diperbarui: 8 Februari 2021   10:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Zaman berkembang, manusia be-revolusi, cinta berubah.

Adakah yang tampak kekal? Tampaknya semesta memang berniat memberi harapan sementara.

Yin-Yang tak tampak benar, hanya ada kegelapan di mana-mana.

Nestapa manusia dimulai dengan Lucifer menepati janji untuk menjadikan nafsu manusia liar menggelora.

Yaman juga tak pernah puas menenggak darah, semakin nyata, bahwasanya khalifah muka bumi tak berdaya.

Ujung mata yang kosong. menyiram tanya "Dimana ujung dari semua ini? Mengapa seperti diselimuti beribu lapis kabut?"

Sadari, hakikat hidup yang sebenarnya adalah membasuh hingga membiru sekujur tubuh.

Ukir kebaikan ter-manis sebagai buah tangan bekal kunjungan ke rumah-NYA

Fosil berserak, jangan sampai kau salah membawa lentera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun