Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saatnya Indonesia Praktikkan Diplomasi Ala MLM dalam Presidensi G20

31 Juli 2022   20:59 Diperbarui: 31 Juli 2022   21:22 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: setkab.go.id

Tahun 2022 merupakan tahun bersejarah bagi Indonesia, sebab tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia memegang Presidensi G20. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan menjadi penyelenggara berbagai forum internasional yang digelar sepanjang tahun.

Dengan ini, setidaknya Indonesia akan dibanjiri oleh sekitar 20 ribu delegasi dari 180 event. Dalam  kegiatan G20 terdapat istilah finance track dan sherpa track. Finance track merupakan jalur yang membahas terkait ekonomi dan keuangan. Forum ini akan dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia negara anggota G20. Sementara itu, sherpa track adalah jalur yang membahas tentang ekonomi non keuangan.

G20 adalah geng negara-negara yang sangat penting bagi dunia, karena ia mencakup 60% populasi dunia dan 75% perdagangan global. Meskipun begitu, G20 yang sebagian besar merupakan negara industri, selain memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi global, juga merupakan penyumbang emisi terbesar di dunia. Pada tahun 2014, negara-negara G20 selain Uni Eropa tercatat berkontribusi sebesar 74,9% terhadap emisi dunia.

Forum internasional merupakan ajang dimana negara-negara saling berdiskusi mengenai berbagai permasalahan yang sedang dihadapi, kegiatan ini umumnya disebut sebagai aktivitas diplomasi dan aktornya dikatakan sebagai diplomat. Dalam arti luas, sebenarnya dilomasi tidak hanya dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang dilakukan oleh aktor sebuah negara kepada aktor negara lainnya. Diplomasi, juga dapat dilakukan oleh sesama aktor di sebuah negara.

Pemerintah Indonesia contohnya, dapat melakukan diplomasi kepada rakyatnya. Diplomasi dalam hal ini merupakan proses komunikasi dan alat politik agar seseorang atau sekelompok memahami sebuah tujuan. Diplomasi pemerintah kepada rakyatnya sangatlah penting, terutama diplomasi mengenai arah kebijakan jangka panjang Indonesia yang sulit dipahami.

Berkaitan dengan ini, dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Indonesia berambisi menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Untuk mencapai visi itu, Indonesia menjadikan transformasi ekonomi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu strategi dalam transformasi ekonomi yang sedang disusun pemerintah adalah mengimplementasikan ekonomi hijau, dimana salah satu aspeknya adalah transisi energi.

Transisi energi adalah beralihnya penggunaan energi yang berasal dari fosil kepada energi terbarukan. Sektor energi sangatlah krusial bagi prekonomian sebuah negara, karena energi dapat menggenakkan berbagai bisnis dan industri lainnya.

Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan energi terbarukan melimpah di dunia. Tercatat Indonesia memiliki 40% cadangan panas bumi dunia. Disamping itu, Indonesia juga memiliki potensi tenaga surya mencapai 50 GW.

Berdasarkan data dari Bappenas, dalam transisi energi sendiri, Indonesia telah menetapkan target dalam penggunaan energi terbarukan sebesar 30% pada tahun 2045 dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 45% pada tahun 2050.

Selain bagian dari visi Indonesia, transisi energi juga merupakan salah satu fokus pembahasan dalam forum G20. Karena, negara-negara anggota G20 pun sama-sama sudah memiliki perencanaan dan komitmen dalam penggunaan energi terbarukan serta penurunan emisi. Masalahnya, banyak orang yang belum mengetahui dan memahami tentang kerangka berpikir dari kebijakan jangka panjang ini. Sementara itu, memahamkan kerangka berpikir kepada negara anggota G20 yang mencakup 60% penduduk dunia merupakan tantangan tersendiri.

Oleh karenanya, diperlukan pendekatan yang tepat agar penduduk di negara G20 dapat meluaskan pemahaman ini kepada negara lainnya. Dalam hal ini Indonesia dapat meniru model diplomasi ala Multi Level Marketing (MLM). Perbedaanya, jika dalam bisnis model ini digunakan untuk orientasi profit, dalam diplomasi cara ini dapat dijadikan alat untuk memperluas pemahaman.

Jika diterapkan kepada masyarakat Indonesia, diplomasi ala MLM juga dapat dijadikan sarana untuk  membangun kesadaran politis dan ekonomi kepada masyarakat. Informasi yang telah tersebar dan terpahami dengan baik, akan membuat masyarakat lebih mengerti mengenai konsep transisi energi, apa tujuannya, apa keuntungannya dan apa yang harus dilakukan.

Memahamkan masyarakat sebagai penerima kebijakan sangatlah penting. Indonesia perlu memulai langkah ini agar ambisi Indonesia dapat dicapai, karena memahamkan seseorang memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun bergitu, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan jika Indonesia mengadopsi diplomasi ala MLM kepada masyarakat Indonesia ataupun dunia internasional dalam berbagai kegiatan G20.

Pertama, Indonesia melalui panitia yang bertugas perlu memastikan agar ide atau informasi yang didapatkan seorang delegasi tidak berhenti sampai di delegasi yang hadir. Oleh karenanya Indonesia perlu memulai dan memberi contoh. Untuk memastikan informasi terus berjalan dibutuhkan pola komunikasi terstruktur yang yang dapat dimulai dengan diplomasi pra event, diplomasi dalam event dan diplomasi pasca event.

Dalam pra event, para delegasi perlu menjalin dialog dengan anggota organisasi atau pihak-pihak yang ada di tempat kerjanya mengenai isu yang akan dibahas. Dalam forum Business 20 misalnya, dimana para delegasinya adalah pihak swasta dan pengusaha, perlu melakukan dialog dengan asosiasi pengusaha di negara atau daerahnya, mengenai potensi kerjasama yang dapat dijalin hingga berbagai hambatan usaha.

Ide ini kemudian disampaikan oleh delegasi yang hadir dan dibahas dalam forum tersebut. Hasil diskusi dan pembahasan lainnya kemudian disampaikan lagi oleh para delegasi tadi kepada anggota di organisasinya. Para anggota organisasi menyampaikan kepada keluarga, teman dan organisasi lain dimana ia bergabung.

Kedua, keberhasilan dalam menerapkan pendekatan diplomasi ala MLM dalam transisi energi dapat terlihat dari semakin membaiknya sejumlah indikator seperti meningkatnya aksi dalam menjaga lingkungan di berbagai negara, peningkatan presentasi energi terbarukan dalam struktur ekonomi sebuah negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun