Mohon tunggu...
Vina Ekan
Vina Ekan Mohon Tunggu... Lainnya - Mari berteman!

manusia yang baru menjadi mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sandi 1 2 3

2 November 2020   14:59 Diperbarui: 2 November 2020   15:32 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore setelah hujan turun, hari ini ulang tahunku yang ke 17. Aku duduk di teras sembari melihat jalanan yang basah karena hujan turun. Tidak ada perayaan khusus dihari ulang tahunku. Kehidupan berjalan dengan semestinya, ayahku yang bekerja pulang larut malam, ibu yang sibuk didapur karena ada pesanan ayam bakar, dan adik sibuk mengacak-ngacak rumah dengan cara menyebar lego.

Aku menunggu temanku yang katanya sore ini mau datang untuk memberikan hadiah dan ucapan untukku, tapi sampai detik ini tidak terditeksi keberadaannya. WhatsApp nya aktif satu jam yang lalu, itu pun perbincangan kami lewat telepon membahas hal random, apa bedanya sakit kepala dengan pusing.

Aku dan dia sudah lama berteman, meski sulit untuk kami berada di sekolah yang sama. Otaknya sangat encer membuat aku sulit mengimbangi kemampuan yang dia miliki. Tapi, walaupun begitu satu hal yang membuat hubungan kami terus terjalan sampai sekarang, rasa sayang. Sayang seperti sahabat, tapi tidak denganku yang benar-benar sudah melanggar petaturan, jatuh hati dengannya.

Akhirnya, datang juga orang yang aku tunggu. Dia langsung duduk dibangku teras, sebelahan denganku. Hal bodoh yang pernah terbesit dibenak adalah bisa menjadi bagian dari hidupnya dan membangun keluarga kecil dengan nya, paling tidak menjadi pacarnya lah, itu wishku setiap kali aku berulang tahun. Aku memang senang sekali mengkhayal.

"Hari ini lo ulang tahun?" tanya dia dengan suara berat tapi menenangkan.

Aku hanya tersenyum bahagia.


"Ultah terus, baru kemaren"

"Kemaren itu ultah mantan lo, bukan gue".

Dia tersenyum.

"Nih, habede!" Coklat silverqueen kesukaanku.

Ada hal yang janggal saat aku menerima coklat darinya. Seperti kosong dan tidak terisi apa-apa hanya bungkus luarnya saja. Karena masih ragu, aku membuka isi bungkusan, yang kudapati hanyalah selembar kertas yang digulung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun