Mohon tunggu...
Viktorinus RemaGare
Viktorinus RemaGare Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya, berjuang untuk menjadi berarti bagi orang lain.

Saya lahir di sebuah dusun kecil tepatnya 44 tahun silam. Berjuang menggapai mimpi dengan cara yang berbeda dan luar biasa, menepis segala keraguan bahwa hidup harus diperjuangkan. Menjadi penjual kue keliling kampung ketika duduk dibangku SMP, bekerja sawah membanting tulang untuk membiayai hidup keluarga dan sekolah ketika SMA, karena ayah tercinta sakit-sakit. Menjadi kuli bangunan, tukang sapu jalan, dan Satpam ketika kuliah. Dan sampai detik ini, masih terus berjuang untuk kehidupan baru bagi isteri dan kedua anak-anakku. Entah sampai kapan, manusia tak ada yang tahu. Satu yang pasti, bahwa hidup terus berjalan sampai kita sudah tak mampu lagi berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Empat Pendidikan Karakter di Keluarga yang Berdaya Guna bagi Anak

15 Desember 2021   22:02 Diperbarui: 21 Desember 2021   18:39 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan hal tersebut, anak akan terbiasa untuk berperilaku jujur. Sehingga, anak akan memiliki perasaan yang lebih tenang dan bahagia dalam menjalani hari-hari hidupnya.

Kerja keras. Kerja keras adalah suatu sifat yang dilakukan oleh seseorang dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan dan tidak mudah putus asa. 

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan karakter kerja keras pada anak karena keluarga merupakan wahana pertama dan utama dalam membimbing, mengarahkan untuk membentuk perilaku pantang menyerah dan bersemangat juang yang tinggi pada diri anak. 

Mengajarkan anak kerja keras | Sumber: edukasi.kompas.com
Mengajarkan anak kerja keras | Sumber: edukasi.kompas.com

Dalam suasana kebersamaan dalam keluarga misalkan duduk bersama meja makan setelah makan bersama, orang tua harus ada waktu untuk memberikan motivasi atau dorongan kepada anak-anak tentang sikap-sikap yang mencerminkan karakter kerja keras pada mereka. Sehingga, anak-anak memiliki konsep sejak dini bagaimana menjalani kehidupan. 

Motivasi atau dorongan ini bisa dalam bentuk cerita pengelaman masa lalu orang tua atau tentang kisah orang-orang sukses yang berhasil karena tidak berputus asa kalau cobaan menerpa. 

Beruntung, saya diberkahi pengelaman hidup oleh Tuhan yang sangat luar biasa, dan pengelaman itu saya sudah tuangkan dalam buku kedua saya "Badai Pasti Berlalu, Kisah Anak Sawah Menggapai Mimpi."

Jauh sebelum buku ini terceritakan, saya selalu mengkisahkan pengelaman ini dihadapan anak-anak dan isteri saya. Bagaimana perjuangan saya menggapai mimpi (ketika sekolah, masa SMP,SMA dan Kuliah). 

Bagaimana saya menjual kue keliling, jual es keliling, ketika masa SMP dan SMA. Bagaimana menjadi kuli bangunan, tukang sapu jalan (cleaning service), menjadi satpam ketika masih kuliah. Dan kedua anak saya menangis, mendengar kisah yang saya ceritakan. Dan luar biasa dalam perjalanan waktu.

Anak laki-laki saya yang saat ini sudah kelas 8 SMP, dulu ketika dia kelas 3 SD, dia belum bisa membaca lancar dan menulis secara baik. Kemampuan matematikanya luar biasa tetapi kemampuan baca tulisnya begitu rendah. 

Bayangkan sudah kelas 3 SD belum bisa membaca lancar dan menulis baik, padahal pendidikan TK dilalui sebelum masuk sekolah dasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun