Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Ada Apa dengan Tari Edan-Edanan dan Nasi Uduk FKL 2022 Pasar Legi Kotagede?

12 September 2022   19:21 Diperbarui: 12 September 2022   19:47 7376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Haiyaaaaaa!" Jadilah saya menghentikan semua aktifitas kecuali bernafas , demi mencari sumber lengkingan berasal.  Apalagi kalau bukan karena terkesima serta terdiam dengan lengkingan suara bernada tinggi. Maklum di Jogja, kalau tetiba hadir nada suara tinggi sekaligus keras, maka kemungkinannya hanya orang bertengkar atau terancam bahaya. 

Ternyata tidak keduanya yang menjadi alasan lengkingan suara tersebut. Menolak bahaya atau Nirbaya (bahasa Jawa) menjadi titik doa yang bersama dihaturkan dengan menghadirkan tarian Edan-Edanan Nirbaya saat acara puncak Festival Kreatif Lokal 2022.

Panggung Festival Pasar Rakyat.  Doc:Pribadi
Panggung Festival Pasar Rakyat.  Doc:Pribadi

Bukan hanya lengkingan disematkan di awal tarian tapi juga dihadirkan di tiap menit selama menari. Tak mengherankan bila tarian Edan-Edanan Nirbaya membutuhkan penari dengan energi lebih, baik selama latihan ataupun pertunjukan. Sebagaimana suara musik bertalu-talu saat Imlek yang berfungsi pemecah dan mengusir unsur jahat, demikian juga lengkingan tadi. 

Pemecah frekuensi dari energi jahat, sudah ditempatkan pada awal tarian sebagai penanda pertama ritual penolak bala.  Tepuk tangan serta gerakan lincah para penari tarian Edan-Edanan kemudian menjadi pusat perhatian para pedagang dan pengunjung Pasar Legi Kotagede. Saya harus menyelinapkan diri ke sudut kiri panggung untuk bisa mengarahkan kamera dengan lebih bebas. 

Tari Edan-Edanan dan Esoteris Jawa

Pertunjukan Tari Edan-Edanan Nirbaya.  Doc:Pribadi
Pertunjukan Tari Edan-Edanan Nirbaya.  Doc:Pribadi

Sejak awal bersua dengan para penari, tak membutuhkan waktu lama untuk mengenali tarian apa yang akan dihadirkan. Untuk riasan wajah,  para penari muda menggunakan makeup tebal misalnya gincu merah menyala ataupun alis yang dibentuk tebal, membuat saya ingat pada tarian Durpala Singkir.

Hadirnya tarian unik ini merupakan bentuk iktihar, doa serta rasa syukur para abdi dalem saat dihelatkannya  pernikahan ageng (agung) para keluarga kraton. 

Tarian Durpala Singkir ataupun lebih umum disebut Beksan Edan-Edanan (walau perbedaan piranti ada pada masing-masing tarian) lebih etis bila dihadirkan saat acara resmi kraton. 

Masyarakat umum kemudian juga mengadopsi penggunaan tarian sebagai simbol penolak bahaya dalam acara penting sehari-hari. Muncullah penggagas Tarian Edan-Edanan Nirbaya oleh ahli tari kampus ISI. Tentu inti dari simbol, dan filosofi tetap dijaga ruhnya dengan penyesuaian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun