Mohon tunggu...
Vidia Subrata
Vidia Subrata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kian Membudayanya Seks Bebas pada Remaja, Benarkah?

17 September 2017   11:02 Diperbarui: 17 September 2017   14:03 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk gambar pergaulan bebas

Sebenarnya semua itu berawal dari pacaran, namun bagaimana kita bisa menolak kodrat dari sang pencipta untuk saling tertarik pada lawan jenis? Semua kembali lagi pada pribadi masing - masing. Coba bayangkan anak anda hampir 24 jam chat an dengan pacarnya, apa coba yang dibahas kalau bukan hal nakal?awalan dibahas bertanya makan belum, ada tugas gak, lagi apa, apa selama itu hanya itu topik pembahasannya? coba renungkan itu.

Banyak godaan yang menjadikan sex bebas semakin membudaya, yang perempuan bisa jadi tuntutan ekonomi akhirnya mau berhubungan dengan pacarnya agar bisa dibelikan hp baru lah, baju baru, demi menuruti gengsi. Yang laki - laki bisa jadi mengikuti gengsi kumpulannya, atau bisa juga terpengaruh video porno dan minuman keras. Banyak sekali kenyataan yang mengejutkan sampai ada istilah 'KIMCIL' atau menurut arti seperti 'perempuan cilik yang nakal'. Sungguh negeriku ini sangat beragam cerita, sexualitas pun dijadikan komoditas dari istilah ayam SMA, ayam kampuslah, entahlah saya tidak tahu harus berbuat apa.

Sex bebas pada remaja ini juga masalah yang sangat urgent dan telah berada dititik emergency, tidak kalah pentingnya ditangani seperti masalah narkoba. Kalau sex bebas terus membudaya maka tingkat pernikahan muda meningkat karena kehamilan diluar nikah meningkat apa yang terjadi? Tingkat pendidikan rendah, banyaknya kasus kematian pada bayi dan ibu muda, tingkat ekonomi rendah, sering pertengkaran karena psikis belum siap akhirnya KDRT, perceraian, anak mereka yang menjadi korban, lalu apa yang akan terjadi pada Indonesia 10 tahun kedepan jika generasinya tidak berpendidikan atau telah hilang moralnya?

Kalau ditanya mungkin karena lingkungan, atau karena kurangnya dasar agama, kurangnya ajaran orangtua dan pengawasan, tidak bapak ibu. Sungguh mereka juga tidak kurang kasih sayang, norma agama juga terus ditanamkan, bahkan sungguh ibadah wajibnya juga tidak pernah ditinggalkan, tapi memang kenyataannya semacam itu, kalian selaku orangtua tidak menyadari itu bahkan yang terlihat aktif organisasi juga masih terpapar wabah kotor ini. Saya remaja yang bercerita, saya sungguh tau betul itu.

Saya sendiri sebagai generasi muda juga takut, sampai kapan hal ini berlanjut, apa yang bisa saya lakukan untuk mencegahnya, karena sungguh susah, yang sekali telah merasakannya saya nasehati macam apapun sangat susah untuk menolak datangnya nafsu tersebut untuk kembali, saya sampai takut bagaimana nanti yang terjadi dimasa anakku nanti?

Permasalahan ini bukan hanya masalah kecil yang saat ini terjadi, namun ini adalah masalah yang akan berpengaruh bagi generasi selanjutnya. Saya hanya berharap kita dari elemen muda, orangtua, masyarakat, para guru, bahkan semua elemen masyarakat harus bekerjasama dalam menangani ini, kalau kita melihat hal yang tidak pas langsung ditegur bukan karena itu bukan anak kita, bukan murid kita jadi kita biarkan, karena sungguh miris banyak pemandangan kurang menyenangkan di tempat umum.

Sungguh saya sebagai generasi muda juga malu akan hal itu, tapi saya hanya kaum minoritas yang butuh solusi dan dukungan penuh dari anda semua untuk menhentikan ini, bukan untuk generasi muda tapi demi tercapainya Indonesia yang lebih baik, yang terbebas dari penjajahan moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun