Mohon tunggu...
Viddy Daery
Viddy Daery Mohon Tunggu... -

Aku adalah Aku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puisi Esai Dihina Kelompok Jumud

21 Oktober 2018   07:59 Diperbarui: 21 Oktober 2018   08:59 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun ternyata janji Pimred PIKIRAN RAKYAT alias PR itu ternyata janji palsu, sebab berbulan-bulan berjanji, sampai kini PR belum juga memuat "hak jawab" yang dikirim Tim Pro-Puisi Esai. Jadi, siapakah yang sebenarnya yang tidak kesatria sekaligus INTOLERAN ????

SOAL HINAAN

Para penyair anti Puisi Esai, mempunyai karakter yang buruk dan jumud aloas picik, karena tidak pernah mau memandang fungsi Puisi Esai sebagai pembangun karakter bangsa, namun sebaliknya sangat menghina dan merendahkan para penyair penulis puisi-puisi esai karena menerima honor minimal 5 juta rupiah untuk pembuatan 1 puisi esai. Meskipun juga ada beberapa puisi-esai yang ditulis dengan ikhlas oleh dua atau tiga penyair puisi esai tanpa mengharap imbalan honor 5 juta.

Hinaan itu tentu sangat aneh, bekerja menerima honor kok dihina, apa bukan mereka yang menghina itu yang perlu diperiksa kenormalan saraf otaknya ? Bekerja secara profesional lalu menerima honor bukankah itu hal yang wajar ? Malahan kalau bekerja tanpa upah, maka itu sama dengan menerapkan perbudakan.

Di tengah hujan deras HINAAN para penyair tanpa otak, toh kini 34 Buku Puisi Esai Daring telah hadir dan diluncurkan, dan disambut dengan Lomba Resensi Buku Puisi Esai Daring tersebut dengan imbalan penghargaan nyata, berupa uang hadiah berjumlah total 200 juta rupiah.

Lomba Resensi Buku Puisi Esai Daring ini memang tidak diwujudkan dalam bentuk "rahasia-rahasiaan" , atau dalam bentuk buku cetak terbatas, melainkan dalam bentuk DARING ( online ) yang bahkan langsung dipublish di FACEBOOK pribadi maupun FANPAGE, sehingga setiap pembaca Facebook bisa menjadi JURI UMUM !!!

Dan itulah kelebihan (atau kalau ada yang menyebut kekurangan), yakni Lomba ini tidak ada kesempatan untuk terjadinya "KKN" antara dewan juri dengan peserta yang masih ada hubungan saudara atau sahabat misalnya, karena pertanggungjawaban para dewan juri akan dicek n ricek oleh masyarakat pembaca umum !!!

Pengalaman pribadi saya sebagai salah satu kreator yang ikut terlibat dalam Proyek mulia PUISI ESAI ini, ialah, adanya kandungan niatan yang mulia karena mengembalikan Puisi sebagai Pekerjaan Mulia hasil dari profesi PENYAIR yang langsung diawasi oleh Allah yang mana PANDUANNYA langsung diarahkan oleh Allah SWT sendiri dalam Surat Asy Syu'ara !!!

Antara lain, karena Puisi Esai mengandung muatan untuk dakwah dan PEMBINAAN KARAKTER BANGSA !!!

CV : Viddy Ad Daery, lahir di Lamongan, Jawa Timur 28 Desember 1961 , lulus sebagai sarjana sosiologi dari Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Airlangga Surabaya, juga pernah kuliah pendek di UPSI Tanjung Malim, Perak, Malaysia.

Viddy pernah menjadi Manajer Sinetron di TPI TV 1990-2002. Juga pernah menjadi Tim Media staf khusus Menkominfo RI. Kini banyak menulis novel sejarah ( sudah 10 jilid ) dan menulis skenario film.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun