Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... Penulis - Food blogger Indonesia

Saya melakukan food blogging di http://vickyfahmi.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aplikasi untuk Menunggu Buka Puasa yang Menguji Kesabaran

24 April 2021   17:20 Diperbarui: 24 April 2021   17:25 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan aplikasi edit video yang saya pakai untuk menunggu buka puasa.

Saya sejak awal udah menentukan, hasil akhir video ini nanti akan jadinya berapa lama. Saya udah harus tahu, saya mau niat bikin video cuman 1 menit doang, atau mau bikin video yang sampai 3 menit, atau mau niat bikin video cuman 15 detik?

Bikin Format Video

Saya harus tahu nih video mau diupload ke mana? Kalau cuman mau dikirimin ke keluarga (paling sering adalah ngirimin video kepada bapak ibu saya), maka saya nggak pernah ngurusin format videonya mau seperti apa.

Tapi kalau videonya mau diupload ke feed Instagram, maka saya pilih video ukuran 1 : 1.

Sedangkan kalau videonya mau diupload ke Instagram Story dan Tiktok, maka saya pilih video ukuran 16 : 9.

Persoalan akan nongol kalau klip video mau diedit dan baru sadar bahwa rasio format video tidak sesuai dengan yang saya inginkan. Misalnya mau upload ke Instastory, tapi formatnya malah 1 : 1 doang. Kan sempit jadinya? 

Di sini saya perlu bikin grafis-grafisan menggunakan aplikasi Canva dulu yang formatnya 16 : 9, lalu video 1 : 1-nya saya masukkan ke dalam grafis tersebut. Setelah jadi file Canva-nya dalam format mp4, baru saya oper ke aplikasi InShot untuk saya tambahi musik.

Menambahi Musik

Musik adalah alasan khusus kenapa saya perlu mengedit video, karena musik itu berfungsi buat memperpanjang perhatian penonton ketika nonton video kita. Video kita bisa aja membosankan, tetapi kalau lagunya menarik, maka penonton bisa tetap tinggal.

Kebetulan banget aplikasi InShot saya ini koleksi musiknya cukup bagus. Untuk urusan video makanan, saya bisa pilih musiknya sesuai mood yang dibangun. Untuk video makanan Chinese misalnya, saya pilih background lagu Cina. Untuk video seduh kopi, saya bisa pakai background lagu yang mellow. Kalau saya lagi mengedit video sebuah proses memasak yang hard core, saya pilih pakai lagu yang nge-beat. 

Dan karena saya ngeditnya pakai Inshot Premium, maka semua lagu yang saya pakai itu bebas royalti, ini yang penting.

Menambahi Voice Over

Saya ini blogger, jadi basis saya memang bercerita. Dan semua video yang saya upload di sosmed itu selalu ada ciri khas saya, maka saya sering nunjukin suara saya di dalam video tersebut. Itu sebabnya saya suka banget sama feature Voice Over.

Hanya saja untuk Voice Over ini kadangkala menantang. Apalagi tantangannya kalau bukan tukang bakso atau tukang siomay yang mendadak lewat ketika saya lagi merekam suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun