Mohon tunggu...
Vicka Farah Diba
Vicka Farah Diba Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Anak, Penulis buku

Blog : www.vickafarahdiba.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar dari Ucok dan Buyung

10 Juli 2017   12:26 Diperbarui: 10 Juli 2017   12:48 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ternyata kamu memang tidak tidur di kelas kemaren" puji Ucok sambil mengacungkan jempolnya

"Lalu kalau di TV ada Cicak melawan Buaya, sebenarnya ada apa sih?" tanya Ucrit bingung "Setau Ucrit, cicak kan nggak pernah ketemu buaya. Kenapa mereka bisa berkelahi?"

Pak Ustad tergelak mendengar diskusi anak muridnya "Kadang orang dewasa memang menggunakan bahasa kiasan Ucrit. Sebenarnya cicak sama buaya sih tenang tenang saja. Kalau kamu sudah dewasa, nanti kamu akan mengerti"

"Oh gitu, jadi bukan cicak dan buaya yang berkelahi" celetuk Sahid, yang dari tadi diam "Lalu sebenarnya siapa yang berkelahi Pak Ustad?"

"Siapapun yang berkelahi, baik teman, saudara atau pemimpin, Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah. Supaya kamu semua mendapat rahmat. Begitu firman Allah dalam Q.S Al Hujuraat ayat 10" jelas Pak Ustad

"Janganlah kita justru ikut ikutan memperkeruh susana, apatah lagi mengail di air keruh yang artinya, mengambil keuntungan dari pertikaian tersebut"

"Kami kan hanya anak kampung Pak Ustad, apa mungkin bisa melakukan sesuatu?" Tanya Sahid

"Sampaikanlah walau seayat Sahid, kita menyampaikan bukan karena kita lebih pintar atau hebat. Tapi karena manusia memang tempatnya khilaf dan salah sehingga wajib saling mengingatkan. Suatu saat Pak Ustad juga bisa salah dan kalian harus berani menegur" Pesan Pak Ustad

"Lalu kalau pemimpin salah, apakah kita tegur juga Pak Ustad?" Tanya Buyung

"Sampaikanlah kritik dan saran dengan baik. Ingat pesan Imam Al Ghazali, kata kata lembut melunakkan hati yang keras, sebaliknya kata kata kasar mengeraskan hati selembut sutra" terang Pak Ustad

"Pantasan Inangku melarang menonton TV karena banyak orang saling bergunjing dan menjelekkan. Mungkin termasuk menghujat pemimpin" sambung Ucok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun