Mohon tunggu...
Via Mardiana
Via Mardiana Mohon Tunggu... Human Resources - Freelance Writer

Penulis Novel | Freelance Writer | Blogger | Traveller | Instagram : @viamardiana | Twitter: @viamardianaaaaa | Blog pribadi : www.viamardiana.com | Email : engineersukasastra@gmail.com atau mardianavia@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri dalam Sebuah Botol

19 April 2018   07:37 Diperbarui: 19 April 2018   17:38 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bolehkah aku memilih nenek moyangku?"

"Sudah terlambat. Kita harus menerima apa yang sudah mereka lakukan, lihat saja rumahku. Sangat sempit dan juga gelap," kata pria tersebut sambil tertawa.

"Nenenk moyang kita sama?"

"Bisa jadi. Mereka sama-sama egois, bisanya hanya menghancurkan bumi,"

"Bisakah aku mengingatkan mereka?"

"Aku tidak tahu, hanya saja menurut orang-orang di ujung negeri ini ada sebuah kantor pos di mana kita bisa mengirimkan pesan untuk nenek moyang kita," kata pria tersebut.

"Aku akan kesana, kamu mau ikut?" tanya Piere bersemangat.

"Alatku untuk bergerak sudah rusak, aku tidak dapat terbang tinggi," kata pria tua.

Piere ingat apa yang pernah dikatakan Ayahnya. Sebuah teknologi yang dapat mengirim pesan tanpa batas. Fasilitas itu boleh digunakan oleh siapa saja. Tanpa pikir panjang, Piere langsung pergi ke sudut negeri. Perjalanan menuju ujung negeri ini sangatlah jauh. Piere hampir kelelahan namun dia tidak menyerah.

Setelah terbang selama 1 minggu, akhirnya Piere sampai disebuah bangunan besar yang di dalamnya terdapat kotak pengirim pesan. Piere segera masuk ke dalam bangunan tersebut. Sayangnya, dia harus antri untuk waktu yang tidak sebentar.

Tiba-tiba seorang petugas bertanya kepada orang-orang yang mengantri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun