Selain itu, banyak perusahaan media konvensional yang mulai menyadari ketinggalan dan mulai mengejar ketinggalan, akan tetapi perusahan -- perusahaan baru mampu mengubah kebiasaan pengguna sehingga sejumlah startup berubah menjadi perusahaan besar dan memimpin pasar.
Pada bisnis media digital, biasanya pertumbuhan bisnis dilihat dari jumlah traffic pada setiap konten maupun jumlah konten, semakin banyak jumlah konten yang dibuat diharapkan traffic akan bertumbuh lebih cepat. Selain itu, pada saat inilah dibutuhkannya investor karena pertumbuhan juga memerlukan biaya operasional yang cukup tinggi namuk belum tentu akan menghasilkan pendapatan.
Menurut LaFrance dalam buku Widodo (2020) mengatakan bahwa ada beberapa pengelola media enggan menggunakan kata "jurnalisme" hal ini dikarenakan kata tersebut membuat investor menjadi ragu untuk bergabung, dikarenakan kata "jurnalisme" dianggap menakutkan bagi investor.
Investor lebih menyukai produk yang model medianya menggunakan user-generated content daripada model jurnalisme yang membayar wartawan full-time maupun redaksi untuk membuat sebuah berita.