Di samping itu, hak anak juga harus diperjuangkan oleh orang tua mengingat anak-anak belum mampu dan belum cukup lantang untuk menyuarakan haknya. Di sini, dibutuhkan orang tua yang proaktif akan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Menurut data, anak dengan status imunisasi lengkap akan lebih kecil risikonya untuk mengidap masalah tumbuh kembang dan stunting.
Sedangkan anak dengan status imunisasi tidak lengkap akan lebih besar risikonya untuk mengalami masalah tumbuh kembang dan stunting (Swathma dkk, 2016).
Seperti yang kita ketahui bersama, anak memiliki 1.000 hari pertama yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangnnya baik secara fisik, motorik, kecerdasan, dan juga mental.Â
Anak yang cerdas, berawal dari anak yang sehat. Anak yang sehat ialah anak yang status nutrisi primer dan sekundernya terpenuhi. Masalah tumbuh kembang anak di usia dini, merupakan masalah bersama yang harus diberantas untuk melahirkan generasi emas. Stunting terbukti menjadi faktor besar yang diasosiasikan dengan lambatnya perkembangan otak dan burukanya performa kognitif anak (Briend dkk, 2015).
Sementara itu, rendahnya cakupan imunisasi lengkap juga meningkatkan mortalitas dan morbiditas anak-anak terutama untuk negara berkembang dengan ekonomi rendah.Â
Studi terbaru dari Xiang Li dkk menunjukkan bahwa imunisasi mampu menghindari 69 juta kematian dari tahun 2000-2030 dari 10 patogen berbahaya.
Selain itu, imunisasi juga berperan dalam menurunnya tingkat kematian sampai 45% dibandingkan dengan tanpa cakupan imunisasi.
Gambar di atas menunjukkan bahwa imunisasi, secara ilmiah, benar mengurangi tingkat mortalitas terhadap suatu penyakit.
Berita-berita palsu dan hoax di media sosial yang mengatakan bahwa imunisasi atau vaksinasi dapat berbahaya, membuat lumpuh, menurunkan kecerdasan, sampai mematikan, terbukti tidak benar adanya.