Sentani, Papua- Sejak dini, anak-anak di TK Kemala Bhayangkari 04 Sentani sudah diajak mencintai budaya Papua. Melalui kegiatan seni yang menyenangkan seperti melukis, menari hingga memasak papeda. Kegiatan juga diberikan untuk membuat alat musik tradisional, seperti tifa dari bahan bekas berupa gelas bekas bungkus mie instan dan batik. Mereka mengenal dan meresapi kekayaan budaya lokal dengan cara yang alami dan bermakna.
Kegiatan ini bukan sekadar aktivitas bermain, melainkan bagian dari pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan kontekstual berbasis seni dan budaya lokal. Tujuannya tidak hanya mengembangkan potensi anak, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap warisan budaya sejak dini.
Kurikulum yang diterapkan di sekolah ini berpusat pada anak, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari agar sesuai dengan tuntutan kurikulum PAUD yang relevan bagi anak dan kebutuhanya. TK Kemala Bhayangkari 04 Sentani mengintegrasikan kurikulumnya dengan nilai-nilai budaya Papua dan diwujudkan ke dalam kegiatan harian. Hal ini juga sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran menyeluruh dan menghargai keunikan setiap anak.
 "Melalui kegiatan seni ini, anak-anak belajar mengenal bentuk, warna dan tekstur secara kontekstual. Tentunya, hal ini sejalan dengan standar kurikulum PAUD yang menekankan eksplorasi dan pembelajaran aktif, " ujar Ibu Mina, guru TK Kemala Bhayangkari 04 Sentani.
Ragam kegiatan seni yang dilakukan termasuk melukis dengan jari, mewarnai telur, membuat kolase dari bahan alam dan bahan bekas. Selain kegiatan rutin di kelas, sekolah juga menyelenggarakan ekstrakurikuler seni seperti musik, tari, dan drama. Anak-anak belajar memainkan alat musik tradisional seperti tifa, serta berlatih drumband dan angklung. Mereka kerap tampil dalam acara bersama TK se-Kabupaten Jayapura dan juga di pertemuan rutin Bhayangkari Cabang Jayapura.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI