Mohon tunggu...
Veronica Maureen
Veronica Maureen Mohon Tunggu... Penulis - Communication Science Student

I am a communication student who loves to write and tell inspirational stories. Interested in environmental issues and sustainable living.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Belajar dari Kucing yang Mencuri Ikan

7 Januari 2021   21:49 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:53 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu kecil saya suka membaca cerita fabel, tentu terutama yang banyak gambarnya! Salah satu cerita fabel yang paling dan masih saya ingat ialah kisah tentang Tikus Desa dan Tikus Kota. Apakah kawan-kawan juga pernah membaca cerita ini? Saya akan menceritakan garis besar nya sebelum saya menuliskan cerita fabel saya sendiri! 

Tikus Desa dan Tikus Kota

Cerita ini menceritakan tentang seekor tikus desa yang berkawan dengan tikus kota. Kisah diawali dengan undangan tikus desa kepada tikus kota untuk makan di rumahnya. Tikus kota menganggap di desa sangat kuno dan jelek, sebagai balasnya tikus kota bersombong dan mengundang balik si tikus desa. 

Dalam perjalanan di kota, tikus desa sangat ketakutan! Lalu lintas jalanan sangat ramai, banyak orang berlalu lalang dan juga kereta hampir saja menggiling si tikus desa. Setelah melewati itu semua, sampailah tikus desa di rumah tikus kota. Untuk makan tikus kota harus 'mencuri' dari meja makan di rumahnya yang besar itu, berkejar-kejaran dengan pemilik rumah. Sangat menegangkan! 

Awalnya tikus desa yang minder dengan kondisi rumahnya di desa karena ejekan tikus kota pun lebih mensyukuri keadaannya di desa yang tenang dan jauh dari segala gangguan. Pesan yang dapat diambil dari kisah ini ialah bagaimana kita harus bersyukur dengan keadaan kita sendiri. Tidak perlu sombong dan pamer, karena yang terbaik ialah kita berkecukupan dan sehat.

Cerita Fabel: Belajar dari Kucing si Pencuri Ikan

"Jackpot!"

"Heeyy kamu kucing keparat! Awas kalau kamu datang kembali ke sini kamu akan kubunuh!!"

Blacky melesat gesit sembari tersenyum penuh kemenangan dengan ikan dimulutnya. 

"Dapat makan siang!" ujar Blacky dalam hati. Sudah beberapa kali Blacky tergoda dengan bau makanan yang tercium dari rumah berpagar oranye itu. Semenjak musim hujan datang, ia kesulitan mendapatkan makanan. Ia benci air! Belum lagi masa pandemi membuat tidak banyak yang makan di luar dan menyisahkan makanannya. 

"Huh, manusia memang suka menyia-nyiakan makanan! Seandainya aku punya semua makanan-makanan itu akan kusimpan baik-baik. Tapi mereka sering membiarkannya saja, tidak habis," kenang Blacky akan masa pencarian makan dulu yang lebih mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun