Mohon tunggu...
Veronica Ari
Veronica Ari Mohon Tunggu... Guru - Ad maiorem Dei gloriam

Seorang guru SD yang sudah 14 tahun mengajar, seorang istri, dan calon ibu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran

18 Oktober 2021   13:25 Diperbarui: 18 Oktober 2021   13:48 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan pemahaman tentang Taksonomi Bloom, sebagai guru kita dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas, misalnya; dalam jenjang kelas 5 SD, muatan pelajaran Matematika, aspek Geometri dan Pengukuran, dengan tujuan pembelajaran, yaitu : "Peserta didik dapat membuat 1 bentuk kubus dengan menggunakan jaring-jaring melalui praktik". Tahapan-tahapan dalam pembelajarannya, sebagai berikut :

  • C1 mengingat             : Siswa menjelaskan kembali pengertian kubus.
  • C2 memahami             : Siswa mengamati barang-barang di sekitar yang berbentuk kubus.
  • C3 menerapkan           : Siswa menggunting sebuah karton dengan mengikuti garis sebagai rusuk-  rusuknya sehingga menjadi sebuah jaring-jaring.
  • C4 menganalisa          : Siswa menghitung banyak jaring-jaring kubus yang terbentuk.
  • C5 mengevaluasi        : Siswa menjelaskan alasan dari banyaknya jaring-jaring yang terdapat pada kubus.
  • C6 menciptakan          : Siswa membuat suatu desain kotak berbentuk kubus dari lembaran karton yang telah disediakan.

Proses penerapan Taksonomi Bloom revisi ini harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang kita ajar, oleh karena itu taksonomi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. 

Kelebihannya adalah lebih fokus pada kemampuan dari pada konten hafalan sehingga pembelajaran terkesan lebih relevan dalam kehidupan sehari-hari, guru dapat mengendalikan dan menyesuaikan tujuan, aktivitas belajar, dan melaksanakan proses evaluasi karena sudah tersedia KKO (kata kerja operasional), selain itu dapat mengembangkan rencana pembelajaran, mengembangkan metode pembelajaran, dan  bentuk tes, dapat membentuk kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan baik, dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 

Sedangkan kekurangannya adalah dengan pembagian tingkatan LOT dan HOT, dalam hal ini guru lebih berfokus pada level tingkat tinggi dan mengabaikan proses tingkat rendah yang menjadi keterampilan dasar, memiliki beberapa kritikan tentang piramida Bloom; semua kegiatan tidak harus terlewati semua tahap secara berurutan, tahap pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang, banyak juga yang mengkritik tiga tahap level atas sebenarnya bersifat setara.

Dengan demikian, Taksonomi Bloom telah menjadi pemikiran yang berpengaruh dalam bidang pendidikan, lebih mudah diterapkan dan jelas dalam pemanfaatannya, memudahkan guru dalam membuat rencana pembelajaran, metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dan menyusun indikator sesuai dengan tingkatan LOT atau HOT. 

Selain itu juga membantu guru dalam memahami bahwa tingkatan-tingkatan dalam ranah kognitif harus semua dipenuhi mulai dari level yang rendah hingga level yang lebih tinggi, sehingga keterampilan-keterampilan yang menjadi tujuan utama sebuah pembelajaran dapat dicapai oleh siswa secara utuh dan menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun