Mohon tunggu...
Veronica Ari
Veronica Ari Mohon Tunggu... Guru - Ad maiorem Dei gloriam

Seorang guru SD yang sudah 14 tahun mengajar, seorang istri, dan calon ibu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Robert M. Gagne

15 Oktober 2021   12:31 Diperbarui: 15 Oktober 2021   13:49 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Begitu banyak teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, teori-teori tersebut dapat membantu guru dalam memahami, menyiapkan, dan mengkondisikan siswa dalam belajar sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Salah satu teori tersebut adalah teori belajar Robert Mills Gagne. Mari kita mengenal tokoh berikut ini!

Robert M. Gagne, lahir di North Andover, Massachusetts pada tanggal 21 Agustus 1916. Buku pertama yang beliau tulis adalah "Conditions of Learning" yang dipublikasikan pada tahun 1965. 

Menurutnya, proses belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, utamanya adalah lingkungan dari individu, seperti; lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan lingkungan sosial.

Teori belajar ini merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme, yang berpangkal pada teori pemrosesan informasi dan terjadi karena pengaruh kondisi internal yaitu kondisi diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar, dan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Kondisi eksternal ini oleh Gagne disebut "Gagne's Nine Levels of Learning".

Sembilan level instruksional ini merupakan sebuah hierarki yang urutan tahapannya tidak dapat diubah-diubah. Kesembilan tahapan tersebut, antara lain:

1) Gain Attention (memberikan perhatian); pembelajaran diawali dengan menarik perhatian siswa, bisa dilakukan dengan memberikan stimulus sesuai dengan kondisi siswa, yaitu dapat dilakukan dengan mengajak siswa bernyanyi atau memutar video yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

2) Inform Leaners of Objectives (menginformasikan tujuan pembelajaran kepada siswa); tujuan pembelajaran harus disampaikan agar siswa memahami apa yang akan dipelajarinya. Penyampaian tujuan belajar dapat dibuat slide presentasi.

3) Stimulating Recall of Prior Learning (dibangun atas pengetahuan yang telah lalu); guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dikuasai sebelumnya dengan materi baru yang akan diajarkan, misalnya dengan meminta siswa untuk menjelaskan secara singkat materi, atau bercerita. Nah, bagian ini disebut juga dengan apersepsi.

4) Presenting the Stimulus (menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan); menyajikan informasi berupa pokok-pokok materi penting, yaitu guru harus menentukan bahan ajar dan memilih kegiatan yang akan disajikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan, seperti; kegiatan praktikum, demonstrasi, eksperimen, dan pengunaan multimedia.

5) Providing Learning Guidance (memberikan panduan belajar); panduan belajar diberikan dengan tujuan membantu siswa agar mudah mencapai tujuan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai pada akhir pembelajaran. Sehingga, dalam tahap ini guru dapat menyampaikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mencapai keterampilan terentu.

6) Eliciting Performance (menampilkan kinerja); Menampilkan kinerja penting untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa, maka guru dapat meminta siswa untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru. Kegiatan ini mengajak siswa untuk aktif, misalnya dengan mengajak siswa untuk berdiskusi, melibatkan siswa dalam kegiatan demonstrasi, dan bermain peran.

7) Providing Feedback (memberikan umpan balik); pemberian umpan balik (feedback) merupakan bagian terpenting. Indikator umpan balik harus disusun secara rinci dan informatif, yang berisi keterangan sehingga dapat dimengerti dan siswa mendapatkan hasil terbaik. Pemberian umpan balik dapat dilakukan dengan memberikan komentar positif pada setiap hal yang dilakukan, tujuannya agar dapat memberikan semangat belajar.

8) Assessing Performance (menilai kinerja); menilai kinerja berfungsi untuk menilai pemahaman dan pencapaian tujuan belajar siswa. Dalam tahap ini siswa diberikan sebuah tes untuk mengukur apakah siswa sudah mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran yang telah dilakukan.

9) Enhancing Retention and Transfer (meningkatkan retensi dan transfer pengetahuan); dalam hal ini guru membantu siswa untuk menyimpan lebih banyak informasi. Untuk tahap yang kesembilan ini, dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah presentasi, jurnal, poster, atau tutor sebaya.

Menurut Gagne, selain kesembilan level instruksional, belajar juga dibagi menjadi delapan tipe belajar, yaitu:

1) Signal Learning (belajar isyarat), belajar isyarat mirip dengan respon bersyarat, contohnya; menutup mulut denagn satu jari sebagai isyarat sikap tidak bicara dan melambaikan tangan sebagai isyarat agar menghampiri.

2) Stimulus Respons Learning (belajar stimulus-respon), berbicara tentang S-R, contohnya ketika mencium bau masakan, bau masakan adalah sebuah stimulus, sehingga respon yang muncul, mengakibatkan menelan ludah.

3) Chaining (belajar rangkaian), merupakan rangkaian belajar yang menghubungkan dua atau lebih ikatan stimulus-respons yang dipelajari sebelumnya kedalam urutan terkait, dan disebut juga sebagai keterampilan psikomotor yang paling kompleks, sebagai contoh; bermain piano dan mengendarai sepeda.

4) Verbal Assosiation (asosiasi verbal), merupakan satu kunci dalam proses pengembangan kemampuan berbahasa, misalnya; "unsur itu berbangun limas". Seseorang dapat mengatakan bahwa unsur itu berbangun limas, jika mereka tahu berbagai bangun, seperti lingkaran, balok, kubus, dll.

5) Discrimination Learning (belajar diskriminasi), merupakan pembedaan terhadap suatu rangkaian. Contoh dari belajar deskriminatif ini misalnya membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.

6) Concept Learning (belajar konsep), konsep merupakan simbol berpikir, misalnya, dapat menggolongkan hewan kedalam jenis mamalia, reptilia, aves, ikan, amphibi, dll.

7) Rule Learning (belajar aturan), belajar aturan ini banyak ditemui dalam setiap mata pelajaran, sebagai contoh dalam pelajaran IPA; sepeda yang direm akan berhenti, benda memuai jika dipanaskan, dll.

8) Problem Solving Learning (belajar pemecahan masalah), merupakan tingkat tertinggi proses kognitif menurut Gagne, yaitu melibatkan kemampuan mencipta, prosedur, dan menggunakan suatu metode dalam pemecahan masalah, dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih aktif.

Teori belajar Gagne ini juga memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dari teori ini antara lain; mendorong guru untuk merencanakan sebuah pembelajaran, membantu siswa berpikir kreatif, membantu meningkatkan rasa ingin tahu siswa, membantu memudahkan siswa dalam memahami bahan pelajaran, guru dapat mengendalikan agar hasilnya maksimal, dan metode ini dapat digabungkan dengan metode lain. 

Sedangkan kekurangannya adalah pembelajaran berpusat pada guru, komunikasi berlangsung satu arah, kreatifitas dan keaktifan berpikir setiap siswa yang berbeda, memperhitungan alokasi waktu, hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur, serta siswa hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafal apa yang didengar sebagai cara belajar yang efektif.

Berdasarkan uraian di atas, teori belajar Gagne, memberikan pendekatan yang sangat bermanfaat dan membantu guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, berupa; RPP, buku guru, buku siswa, LKS, media, alat evaluasi, dan lain sebagainya. 

Namun, dalam menyusun perangkat pembelajaran seorang guru haruslah memikirkan strategi lain, jika hal-hal yang akan terjadi di dalam kelas diluar perencanaan yang telah disusun, karena kondisi anak-anak di dalam kelaslah yang menjadi perhatian utama seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun