7) Providing Feedback (memberikan umpan balik); pemberian umpan balik (feedback) merupakan bagian terpenting. Indikator umpan balik harus disusun secara rinci dan informatif, yang berisi keterangan sehingga dapat dimengerti dan siswa mendapatkan hasil terbaik. Pemberian umpan balik dapat dilakukan dengan memberikan komentar positif pada setiap hal yang dilakukan, tujuannya agar dapat memberikan semangat belajar.
8) Assessing Performance (menilai kinerja); menilai kinerja berfungsi untuk menilai pemahaman dan pencapaian tujuan belajar siswa. Dalam tahap ini siswa diberikan sebuah tes untuk mengukur apakah siswa sudah mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran yang telah dilakukan.
9) Enhancing Retention and Transfer (meningkatkan retensi dan transfer pengetahuan); dalam hal ini guru membantu siswa untuk menyimpan lebih banyak informasi. Untuk tahap yang kesembilan ini, dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah presentasi, jurnal, poster, atau tutor sebaya.
Menurut Gagne, selain kesembilan level instruksional, belajar juga dibagi menjadi delapan tipe belajar, yaitu:
1) Signal Learning (belajar isyarat), belajar isyarat mirip dengan respon bersyarat, contohnya; menutup mulut denagn satu jari sebagai isyarat sikap tidak bicara dan melambaikan tangan sebagai isyarat agar menghampiri.
2) Stimulus Respons Learning (belajar stimulus-respon), berbicara tentang S-R, contohnya ketika mencium bau masakan, bau masakan adalah sebuah stimulus, sehingga respon yang muncul, mengakibatkan menelan ludah.
3) Chaining (belajar rangkaian), merupakan rangkaian belajar yang menghubungkan dua atau lebih ikatan stimulus-respons yang dipelajari sebelumnya kedalam urutan terkait, dan disebut juga sebagai keterampilan psikomotor yang paling kompleks, sebagai contoh; bermain piano dan mengendarai sepeda.
4) Verbal Assosiation (asosiasi verbal), merupakan satu kunci dalam proses pengembangan kemampuan berbahasa, misalnya; "unsur itu berbangun limas". Seseorang dapat mengatakan bahwa unsur itu berbangun limas, jika mereka tahu berbagai bangun, seperti lingkaran, balok, kubus, dll.
5) Discrimination Learning (belajar diskriminasi), merupakan pembedaan terhadap suatu rangkaian. Contoh dari belajar deskriminatif ini misalnya membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
6) Concept Learning (belajar konsep), konsep merupakan simbol berpikir, misalnya, dapat menggolongkan hewan kedalam jenis mamalia, reptilia, aves, ikan, amphibi, dll.
7) Rule Learning (belajar aturan), belajar aturan ini banyak ditemui dalam setiap mata pelajaran, sebagai contoh dalam pelajaran IPA; sepeda yang direm akan berhenti, benda memuai jika dipanaskan, dll.