Kebaikan yang diterima ini mendorong untuk memberi kebaikan yang sama kepada yang lain. Spirit inilah yang hidup saat para leluhur mengundang masyarakat lain untuk turut menikmati "makan bersama". Semangat ini hingga kini masih kentara pada tou Minahasa. Selain mudah bergaul dan berbaur, tou Minahasa dikenal solider, dermawan dan suka berbagi.
Menjadi sebuah ironi kalau ada orang Minahasa yang berkecukupan tapi pelit berbagi berkat. Â Ada dua kemungkinan. Ia tak tahu bagaimana cara bersyukur. Atau di tubuhnya memang tak mengalir setetes pun darah leluhur kita.Â
Selamat "Pengucapan". Berkat Tuhan senantiasa tercurah untuk kita semua.Â
Artikel ini telah dimuat versi cetak dan tayang di TribunManado.co.id dengan judul Menakar Makna "Pengucapan" Leluhur Minahasa.