Mohon tunggu...
Maria Verena
Maria Verena Mohon Tunggu... -

sekarang sya bersekolah di SMP IMMACULATA RUTENG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kukenang Lagi Memori Tentangnya

18 April 2015   19:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengenangnya adalah caraku untuk terus mengingat dan menghidupkan memoriku tentangnya. Ia meninggalkan banyak cerita padaku yang jujur saja aku tak tahu apa aku akan mengulang semua cerita itu bersama dengan orang lain. Ia adalah sosok yang tak sama dengan yang lainnya.Kepergianya yang tragis dan tiba-tiba bukan melukaiku saja tetapi semua orang yang menyayanginya. 4 tahun sudah sejak kepergiannya itu aku mulai membuka lembar demi lembar cerita tentangnya, cerita yang tak ingin ku ulang lagi bersama orang lain.

Hari itu hujan turun dengan derasnya,tapi aku tetap pergi ke tempat latihan badminton, mengingat aku sedang taruhan dengan sahabatku, Aldo untuk melihat siapa yang akan sampai di tempat latihan lebih dulu. Ternyata dewi Vortuna berpihak padanya. Begitu ku buka pintu, kulihat ia sedang menggumpulkan beberapa kok di lantai, “Telat lagi non,, sampai kapan pun kau takkan bisa mengalahkan ku, aku akan selalu mendahuluimu di sini.” Aku tersenyum kecut menanggapi perkataannya yang sombong. Coba aku tak menonton kartun kesukaanku pasti aku aku menang. Tapi bagaimana pun juga aku harus menepati janjiku,mentraktirnya. Lagi.

Keesokan harinya, saat istirahat aku dan Aldo langsung ke kantin. Menyebalkan memang, tapi aku senang bisa melihatnya melahap semua jajan yang ku beli. Sambil terus mengejekku ia menyapa teman-teman kami yang ada di sana, Excell dan Renya yang kebetulan lewat, langsung mengambil tempat di sampingku “hahaha,,,kalah lagi??? Mau sampai kapan kalian taruhan kayak gini???” Tanya Excell “ yaa,, sampai aku menang” jawabku dengan tegang. “ hei,,nona sudah kukatakan padamu sampai kapanpun kau takkan bisa mengalahkanku.” “kita lihat saja, suatu saat nanti aku akan mengalahkanmu.” Meninggalkan sejenak ketegangan yang terjadi di meja kantin itu aku melihat Renya yang sedari tadi hanya diam, aku tahu sudah lama Renya memendam perasaannya pada sahabatku itu tapi sampai segitunya ya?? Tiap bertemu Aldo, Renya terus saja diam. Ku akui Aldo memang mempunyai daya tarik yang berbeda dengan laki-laki lain di sekolahku. Tapi, aku merasa biasa-biasa aja tuh. Tiba-tiba saja Aldo membangunkan ku dari lamunanku “ Mau, gak hari ini kita nonton??? Mumpung gua lagi dapat bonus nihh dari om gua” “ Yee kalo gua tau loe lagi dapat bonus dari om loe, gua kagak bakal mau traktir loe” “ eh,non janji tetap janji kan” Kali ini aku hanya bisa diam menaggapi perkataanya itu....Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun