Bu Dilla punya sahabat-sahabat dekat di ruang guru. Mereka sering terlihat bersama, berbagi cerita, bahkan membuat keputusan kecil yang kadang terasa menutup kesempatan bagi guru lain yang dianggap 'berbeda'.
Tapi mungkin itu adalah bentuk dari rasa takut. Takut tersaingi. Takut tidak lagi jadi pusat perhatian. Dan meski kadang terasa menyakitkan bagi yang berada di luar lingkaran itu, kami belajar untuk tidak selalu membalas dengan hal yang sama.
Pelan-Pelan, Kita Belajar Memahami
Bu Dilla bukan tokoh jahat. Dia hanya manusia. Seperti kita semua, dia punya luka, keinginan untuk diakui, dan cara sendiri dalam menghadapi dunia.
Kami belajar untuk tidak selalu menanggapi dengan marah. Tapi juga tidak harus menyetujui semua hal.
Kami belajar membangun ruang aman di antara kami sendiri---yang tulus, saling mendukung, tanpa harus bersaing soal siapa yang lebih layak disukai.
Karena pada akhirnya, dunia pendidikan bukan panggung perlombaan. Ini adalah ruang untuk tumbuh bagi murid, dan juga bagi guru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI