Malam ini hujan pertama di Bulan September turun tanpa ijin. Membuat saya ingin menulis suasana hati saat ini. Entang mengapa saya sangat menyukai hujan, walau tak pernah ada kenangan spesial yang tersimpan.
Hujan kali ini terdengar merdu, setelah sekian lama kemarau panjang menerbangkan debu-debu. Silih berganti terik mentari dan dinginnya angin kemarau menelusup diantara teror corona.
Malam ini udara menjadi hangat bersama tingkah rinainya yang makin deras. Suara hujan adalah suara langit yang jatuh melepaskan kerinduan pada alam, merekatkan mimpi yang lama tersimpan.
Setiap berkendara dan dihadang hujan maka tubuh tetap mendekap rintiknya. Meresapi tetesan selimut langit yang meleleh manja. Menikmati denting irama air mata langit yang semakin merindukan.
Malam ini saya menikmati tiap tetes yang turun dari teras rumah, mengurai penat semusim yang telah lewat. Saat ini tak ada kawan bicara dan hanya untaian kata yang bisa mengabadikan perasaan saat ini.Â
Entah ini puisi, syair atau hanya goresan rasa yang tercurahkan.
Vera Shinta KBC-26
KomBes Brebes Jateng