Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terpasungnya Jiwa Seni

19 Agustus 2019   15:20 Diperbarui: 19 Agustus 2019   15:27 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala ide bertumpahan membanjiri jiwa pecinta. Riak semangat menggeliat dengan gejolak nafsu keindahan. Mengalir mencari muara untuk menyetubuhi bulir-bulir kehausan pada rasa yang agung. Gemulai menampakkan keindahan seni anggun.

Namun kuasa yang angkara mencabik, mengoyak, menenggelamkan serakan ide nan agung. Jiwa yang menari terpasung oleh keangkuhan. Terpenjara dalam genggaman ego murahan. Terhempas pada kubangan kecewa yang pekat.

Kau, kau yang berkuasa. Lihat! Lihatlah jiwa yang kau pandang hina ini. Tak ada kata menyerah untuk sebuah karya. 

Bangit, bangkitlah wahai jiwa nan suci. Tunjukkan kelembutan jiwamu, kecantikan gemulaimu dalam balutan karya yang tak pernah kau pikirkan akan menjadi lebih agung.

Jiwa yang terpasung, menata alur untuk menjadi kisah. Menghidupkan jiwa yang kau bunuh dengan kearoganan. Sebuh karya yang akan menghantuimu. Menari, menggeliat, meliuk di antara kuasamu wahai penguasa.

Lihat 

Lihatlah kebangkitan jiwa yang terpasung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun