Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perilaku Attention Whore

11 Maret 2013   06:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ide tulisan ini muncul dari seorang sahabat saya yang mengistilahkan seseorang yang sedang kami gossipkan sebagai attention whore. Mungkin istilah ini rada asing ditelinga kita. Kita lebih mengenal per kata, attention (perhatian) dan whore (pelacur). Jika diterjemahkan perkata memang sepertinya tanpa makna apa-apa.

Attention whore saya terjemahkan bebas ke dalam bahasa indonesia sebagai seorang yang mencari perhatian orang lain dengan cara-cara yang negatif. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kata whore sendiri sudah berkonotasi negatif. Seseorang yang melakoni attention whore akan melakukan berbagai cara yang diluar batas kewajaran agar dirinya mendapat perhatian dari orang lain. Orang-orang seperti ini terkadang ingin dianggap ‘penting’ hingga rela menggadaikan harga dirinya asal tujuannya tercapai. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah PERHATIAN. Mungkin bagi masyarakat umum yang namanya perhatian dari orang lain tidaklah begitu penting. Tetapi bagi mereka penganut paham attention whore ini, perhatian dari orang lain itu tanda eksistensi mereka dalam komunitasnya.

Attention whore sendiri bisa menyebabkan kecanduan bagi pelakunya. Ibarat orang yang kecanduan shabu, kalau nggak nyabu badan jadi tidak nyaman rasanya. Begitu pula mereka yang mengidap penyakit attention whore ini. Ada-ada saja yang mereka lakukan, bisa melakukan perubahan pada penampilan fisik seperti penggunaan make up, pakaian dan asesoris yang mencolok atau bahkan menggoda lawan jenis. Attention whore sendiri tidak hanya berlaku bagi wanita saja, kaum laki-laki juga sering melakukannya. Silakan lihat  disekeliling kita walau jarang ditemui tetapi jelas kehadirannya.

Apa motif yang memicu attention whore? Motif lebih banyak didasari atas kekurangan yang dimiliki oleh pelaku. Contoh mudahnya begini, seseorang tidak mempunyai kemampuan untuk menuangkan ide kedalam sebuah tulisan yang bermanfaat, tetapi dirinya ingin eksis-ingin keberadaannya diakui maka mulai ia menjalankan attention whore dengan berbagai cara. Misalnya menulis cerita yang bombastis walaupun itu hoax sekalipun . Memberi judul tulisannya dengan bahasa vulgar dan kotor. Atau Jika tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba mencoba memprovokasi pihak-pihak tertentu agar tulisan tersebut menjadi perhatian banyak orang dan menimbulkan gonjang-ganjing. Provokasi ini bisa dilakukan secara halus maupun kasar.

Sebenarnya siapa yang dirugikan dengan prilaku attention whore ini? Menurut saya dirinya sendirilah yang paling dirugikan. Orang normal akan langsung menilai bagaimana ia sebenarnya. Kasihan bukan? Oh tentu saja kita akanmerasa kasihan karena attention whore ini dapat dianggap sebagai sebuah ‘penyakit’ kejiwaan. Walaupun biasanya mereka tidak menyadarinya, karena rasa ego negatif lebih dominan. Parahnya lagi mereka akan tertawa dibelakang jika misi mereka tercapai. Lalu bagaimana menghadapi mereka dengan prilaku attention whore ini? Nothing we can do...just ignore them. Anggap saja mereka itu sedang mengalami mentallity disorder syndrome. Jadi hanya tenaga ahli profesional yang bisa menyembuhkan gangguan tersebut.

Maaf, setelah menulis ini tiba-tiba saya menemukan sebuah kata yang mungkin tepat untuk mengartikan attention whore yaitu “gila perhatian tingkat akut”. Ya mungkin mirip-mirip istilah jaman dulu ...‘caper’ cari perhatian.... tapi yang ini sepertinya lebih berbahaya karena bisa mengganggu perdamaian.

salam

sumber gambar: http://i26.photobucket.com/albums/c116/Mind2Metal/attention_whore_mime.jpg

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun