Mohon tunggu...
Venny Virdastryn
Venny Virdastryn Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Wife•Mother•Dentist• I am an Ordinary Women with ExtraOrdinary dreams twitter: @VennyVirdastryn

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menggadaikan Diri Hanya untuk Trend

27 Desember 2012   12:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:57 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa muda adalah masa yang penuh dengan indahnya dunia. Pada saat muda yang sering kita fikirkan adalah hal-hal keduniawian, kesenangan, mengikuti trend, apa yang terlihat menarik dan menyenangkan sering kita ikuti.. Walau terkadang kita perlu pengorbanan untuk melakukannya..
***
Beberapa hari yg lalu saya baru mendapat berita dari sahabat saya bahwa pasien langganan saya yang dulu pernah saya ceritakan dandanannya menor ternyata seorang pelajar yang mempunyai pekerjaan sambilan sebagai 'bawaan' om-om, koko-koko muda. Dan mirisnya lagi mereka melakukan itu agar mendapatkan fasilitas mewah, mempunyai BB keluaran terbaru 2 biji, belum hp lainnya... Selain itu biaya untuk pasang bracket pun dia dapatkan dari teman kencannya...waaaah....
Sungguh miris saya mendengarnya... Kenapa wajah cantik tidak diimbangi dengan kepribadian dan hati yang cantik. Hal-hal yang bersifat keduniawian, gengsi, terlihat keren ternyata lebih penting daripada menjaga kesucian diri.

Saya jadi teringat ketika muda dulu. Tuntutan kebutuhan akan fashion memang besar, mulai dari baju, tas, sepatu. Apalagi teman-teman saya kebanyakan mempunyai orang tua yang kaya, yang sanggup memenuhi kebutuhan mereka. Untungnya saat itu saya tidak ter'makan' kata gengsi. Saya membeli barang karena BUTUH bukan karena ingin eksis. Saya sempat berpacaran dengan cowok kaya yang bisa memenuhi segala kebutuhan, tapi hanya sebentar dan saya segera memutuskan hubungan dengannya. Gaya hidupnya terlalu tinggi buat saya. Dan gaya pacarannya 'menakutkan' sehingga saya dengan tegas untuk menolaknya.
Orang tua saya mengajarkan saya untuk menjaga diri baik-baik, berpacaran dengan sehat (meski sebenarnya ga ada yang namanya pacaran sehat..), tidak termakan bujuk rayu apalagi dengan iming-iming harta berlebih. Karena pacar yang baik tidak akan memaksa kita melakukan hal-hal yang tidak baik (tidak sesuai dengan ajaran agama).

Banyak mahasiswi atau bahkan para pelajar yang sudah terjebak dengan kondisi lingkungan yang menghalalkan segala cara agar kebutuhan akan gaya hidup mewah terpenuhi. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Mereka hanya mengutamakan GENGSI. Malu jika tidak bisa membeli barang seperti teman-temannya. Gengsi jika tidak bisa mengikuti trend. Rasa gengsi ini membuat mereka lupa akan harga dirinya, lupa akan kesucian yang harus mereka jaga. Sehingga semakin banyak bertebaran ayam-ayam kampus, bahkan sudah marak pula para pelajar SMA dan SMP menjajakan dirinya demi mengikuti trend dan mendapatkan kemewahan hidup yang tidak bisa mereka dapatkan dari orang tuanya.

***
Untuk adik-adikku tersayang... Masa muda kita cuma sekali. Memang banyak godaan untuk mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah. Apalagi jika lingkungan mendukung (banyak teman-teman yang menggadaikan diri demi harta yang berlimpah), maka yang haram akan menjadi halal dengan mudahnya.

Cobalah untuk befikir ulang ketika kita menghadapi sesuatu hal yang tidak baik. Lebih banyak mana manfaat dan mudharatnya. Sekali kita menjual kesucian kita, hal itu akan membawa kita pada rasa penyesalan seumur hidup. Belum lagi kemungkinan terkena penyakit seks menular.

Banyak cara halal untuk mencari uang. Lupakan kata 'GENGSI'. Hidup cuma sebentar, untuk apa membuang waktu untuk hal-hal yang jelas diharamkan oleh agama dan tidak baik untuk kesehatan.
Cari komunitas yang baik dan menyehatkan misalnya remaja masjid, grup paduan suara, dan banyak komunitas yang membawa hal positif untuk diri kita.

Adik-adikku ingatlah, kita hidup bukan untuk hari ini saja. Yang kita pikirkan bukan hanya senang saat ini saja. Tapi bagaimana kita bisa hidup senang dan bahagia di masa-masa mendatang.

Ada peribahasa bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Itu yang harus kita terapkan dalam hidup kita. Jika kita bisa melewati kesusahan hari ini dengan tetap menjaga iman dan taqwa kita, insyaallah Allah akan memberi kita kebagiaan di masa mendatang.
Pilihan untuk menjadi baik atau buruk ada di tangan kita. Kita sendiri yang bertanggung jawab atas diri kita dan masa depan kita.

So be a smart young people guys..

Salam hangat,
Venny Virdastryn

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun