Mohon tunggu...
Vennie Melyani
Vennie Melyani Mohon Tunggu... -

Perempuan yg selalu bingung mana kanan dan kiri. Hobi nyasar dan selalu menikmatinya. @venniem | venniemelyani@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pesta Buku Murah: Obralan Buku Basi

8 Januari 2013   04:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:23 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa yang dipikirkan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan menggelar pameran buku (lagi), menjadikannya pameran ketiga yang diadakan IKAPI setelah Indonesia Book Fair dan Jakarta Book Fair. Seakan ingin membedakan diri, ditekankanlah kata 'murah' dengan promosi harga buku dilego sangat rendah mulai 5000 rupiah. Namun tidak ada satupun yang mengatakan bahwa yang dijual adalah buku basi. Bagaimana tidak basi, dari 94 stand yang tersedia, TIDAK ADA satupun buku terbitan baru yang dijual. Seluruh stand mengobral buku-buku terbitan lama yang (tampaknya) tak laku, ataupun tercetak terlalu banyak sehingga tersisa banyak. Jadi bisa saya simpulkan, Pesta Buku Murah adalah ajang penerbit buku mengobral (baca: membuang) sisa stok gudang mereka. Dipastikan bukan keuntungan yang dicari di sini. Asal laku, asal balik modal dan yang terpenting asal gudang kosong sehingga bisa diisi buku yang lebih bernilai jual. Meski mengambil lokasi di Istora Senayan, Pesta Buku Murah hanya menggunakan ruangan dekat pintu masuk dan lorong sekeliling gedung. Sementara ruangan utama Istora Senayan, yang biasanya disewa paling mahal dan diisi penerbit kelas atas, dibiarkan terkunci tak terpakai. Dan karena yang dipromosikan harga murah, buku-buku disini juga dijual secara murahan. Artinya, buku dibiarkan berantakan, debu-debu masih menempel dan tak jarang kondisi buku tak cantik lagi (cacat / kotor / terlipat). Mencari buku yang diinginkan saja sulit, mendapatkan buku yang diinginkan dengan kondisi prima lebih sulit lagi. Lalu untuk menarik perhatian pengunjung, diadakanlah undian dengan hadiah segunung buku. Dan kali ini IKAPI serius memberikan gunungan buku setinggi orang dewasa. Dari berita, gunung itu hasil sumbangan berbagai penerbit, misalkan Gramedia 10 dus dan Rosda Karya 2 dus. Hasilnya: banyak buku-buku yang ganda, malah kadang terlihat selusin buku yang sama. Yah, namanya juga sumbangan, jadi terimalah apa yang ada. Kondisi ini justru membuat 'hadiah utama' menjadi tidak menarik. Saya saja yang gandrung dengan kuis jadi urung ikut serta. Lah, kalau saya menang, bukannya gunungan buku itu bakal jadi sampah di rumah saya?

Menurut Sugiarta, Wakil Ketua Panitia yang juga empunya ide undian 'segunung buku', diharapkan yang menang undian adalah orang yang punya perpustakaan atau taman bacaan. Ia juga berkilah Pesta Buku Murah bertujuan memberikan kesempatan kerja sama bagi perusahaan yang mempunyai program corporate social responsibility (CSR). Tapi jika penataaan bukunya dibuat asal-asalan, bagaimana bisa menarik perusahaan tuk berpartisipasi? Dan ketimbang meminta pemilik taman bacaan untuk borong buku basi, bukanlah lebih baik para penerbit langsung melakukan CSR ke taman bacaan dengan memberikan langsung sisa buku dari gudang mereka? Saat mampir Ahad (6/1) lalu, saya terkejut melihat minimnya pengunjung yang hadir. Dari semua pameran buku yang saya datangi, mungkin ini pameran tersepi yang pernah ada. Padahal saya datang di hari minggu, sore hari. Lalu apakah Pesta Buku Murah yang berlangsung hingga 13 Januari layak dikunjungi? Masih layak, tapi jangan berharap banyak. Anggaplah anda berkunjung ke pasar loak, karena meski terlihat usang, kadang kita bisa menemukan harta karun di sana. Berikut hasil belanjaan yang bisa masuk kategori harta karun di Pesta Buku Murah: 1. Gramedia
buku 3
buku 3
Diskon 40% dari penerbit raksasa ini bukan barang baru, hampir sepanjang tahun Gramedia mengadakan obral besar di berbagai toko buku. Namun Pesta Buku Murah jadi markas obralan buku murah Gramedia. Semua stok dari seluruh cabang ngumpul jadi satu. Kala diskon di toko buku, saya sempat membeli 9 Dari Nadira (Leila S. Chudori), Gerhana Kembar (Clara Ng) dan box set Roadl Dahl (Rp 180.000) . Di pameran ini,  harganya sama saja, tidak lebih murah. Yang menarik tuk dibeli antara lain: Trilogi Cergam Kim Dong Hwa: Warna Tanah, Warna Air, Warna Surga dijual satuan 30ribu. Lalu serial Cergam Adolf 1-5 (Ozamu Tezuka) seharga 24ribu per buku. Dan harta karun lainnya yakni serial kuliner Jalan Sutera yang diobral 5000 perkeping. Jika anda pencinta makanan, serial yang sulit didapat ini wajib dikoleksi. 2. Penerbit Buku Kompas
buku 4
buku 4
Saya jarang membeli koleksi penerbit ini karena sebagian besar topiknya serius. Namun justru di Pesta Buku Murah saya terpicut dengan paket buku karangan Margaretha Astaman yang dipotong hampir 50%, dari 118ribu menjadi 60 ribu untuk 3 buku. Stand ini menawarkan harga paket yang terkadang diskonnya lebih dari 40%, dengan kondisi tak bisa dipilih. Tapi semua buku dalam kondisi prima. Tetralogi sisi lain Pak Beye karangan Wisnu Nugroho dijual seharga 110ribu. Ada pula serial Ekspesdisi Kompas yang dijual dengan harga beragam, mulai dengan ratusan ribu. 3. Purezentos
buku 2
buku 2
Hal terakhir yang saya beli justru bukan buku, tapi souvenir lucu. Pernak-pernik berbahan kayu asal Bandung ini sudah menjadi andalan oleh-oleh untuk kawan-kawan saya di luar negeri. Saya bahkan stok di rumah, jadi jika diperlukan tak perlu pusing lagi harus beli apa. Ga ketinggalan, di Pesta Buku Murah, pajangan ala animasi ini juga banting harga. Meski cuman potongan seribu, dua ribu, cukuplah menghemat kantong. Tempelan kulkas besar ini saya beli seharga 5000 dari harga asli 10.000. Kalau perlu jadinya murah. Panitia Pesta Buku Murah menargetkan jumlah pengunjung mencapai 50,000 orang pada penutupan 13 Januari mendatang. Jujur saya ragu angka itu bisa tercapai. Dengan padatnya pameran sejenis yang diadakan IKAPI sepanjang tahun, belum lagi pameran tandingan Kompas Gramedia Book Fair, rasanya pembaca jenuh. Apa anda berniat untuk hadir di Pesta Buku Murah akhir pekan ini? *Juga diposting di venniem.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun