Mohon tunggu...
Ni Nyoman Vena Riana Dewi
Ni Nyoman Vena Riana Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Currently studying Communication Science. Food and beauty enthusiast. Interested in Journalism. :) Email: venariana.dewi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bumi Manusia: Kehidupan Pelik Bangsa Indonesia di Era Kolonialisme

11 November 2020   10:25 Diperbarui: 11 November 2020   11:04 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube Falcon Pictures

Disini, Minke ingin memperlihatkan bahwa ia dengan para kaum Eropa seharusnya mendapatkan kesetaraan. Terlebih, ia bersekolah di HBS (Hoogere Burgerschool) dan sama-sama mengenyam pendidikan dengan para kaum Eropa.

Sikap nasionalisme Minke dapat terlihat bahwa ia ingin memperjuangkan kesetaraan akan bangsanya. Rasanya, ia tak rela jika kaumnya diinjak-injak oleh penjajah di negerinya sendiri.

2."Kita akan jadi pribumi pertama yang melawan pengadilan putih, Nyo. Bukankah itu suatu kehormatan juga?"
Adegan ini mungkin masih terkenang di ingatan para penonton. Ketika Tuan Mellema meninggal dunia, harta warisan dan kekayaan keluarga Mellema pun mulai diributkan. 

Seharusnya, kekayaan yang sudah diperjuangkan oleh Nyai Ontosoroh dapat turun terhadapnya. 

Namun, tidak semudah itu bagi Nyai Ontosoroh yang kala itu hanya sebagai gundik dari Mellema, yang derajatnya dianggap setara dengan binatang.

Sumber: Youtube Falcon Pictures
Sumber: Youtube Falcon Pictures
Mereka pun harus melalui proses pengadilan yang pada masa itu hanya berpihak terhadap kaum Eropa dan penuh dengan diskriminasi. 

Hak Minke sebagai suami sah Annelies di mata agama direnggut, hak Nyai Ontosoroh sebagai Ibu kandung Annelies juga direnggut. 

Nyai Ontosoroh kala itu sudah tidak peduli lagi jika harta kekayaannya harus diambil oleh anak sah Mellema dari Belanda, asal Annelies masih bersamanya. 

Namun, pengadilan tetap mengesahkan Annelies untuk dirawat oleh wali Annelies di Belanda, tidak peduli Nyai adalah Ibu kandungnya.

3.
"Bagi mereka Pribumi mesti salah, orang Eropa harus bersih, jadi Pribumi pun sudah salah."

Dialog ini dicetuskan oleh Nyai Ontosoroh ketika Nyai dan Minke harus menghadapi pengadilan Eropa. Hal ini terlihat bahwa di era kolonialisme dulu, pribumi masih terinjak-injak harga dirinya dan selalu salah di mata Eropa. 

Apapun kejadiannya, siapapun yang salah dan benar, tetap bangsa Eropa pemenangnya. 

Sumber: detikHOT
Sumber: detikHOT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun