Kisah relasi itulah yang senantiasa “dilihat” Allah. Allah, manusia dan alam, sama-sama menjadi pelaku sejarah cinta. Cinta menjadi motivasi dari setiap cara berada ketiga pelaku sejarah cinta ini. Di luar cinta, takkan ada relasi yang sejati. Ketika manusia berani meninggalkan egonya demi cinta terhadap sesama, alam dan Tuhan, sesungguhnya saat itu ia sedang mengumpulkan kebaikan. Akumulasi dari aktivitas-aktivitas kebahagiaan itu mengantar manusia pada persatuan yang intim dengan Allah yang “melihat”.
Buku Bacaan
Riyanto, Armada. "Menjadi-Mencintai: -Teologis Sehari-Hari". 2013.
Oleh: Venan Jalang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!