Mohon tunggu...
Renanda Velda Amabel
Renanda Velda Amabel Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Perikanan dan Kelautan Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Airlangga yang memiliki semangat tinggi dalam menjalani setiap tantangan yang datang. Jiwa pantang menyerah yang saya miliki telah menempa saya untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi rintangan, baik dalam kehidupan akademik maupun pribadi. Setiap kesulitan yang saya hadapi justru menjadi motivasi untuk terus berkembang dan berusaha lebih baik. Saya meyakini bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah pelajaran berharga untuk menuju kesuksesan yang lebih besar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Gen Z: Jangan Jadi Stoberi, Belajarlah Tangguh di Dunia yang Penuh Tantangan

5 Desember 2024   19:55 Diperbarui: 5 Desember 2024   20:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, adalah generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan dunia yang serba cepat berubah. Mereka hidup dengan akses tak terbatas ke informasi melalui internet, media sosial, dan perangkat digital yang membuat hidup terasa lebih mudah. Namun, kemudahan dan kenyamanan ini juga menciptakan tantangan tersendiri bagi anak-anak muda ini dalam mengembangkan ketangguhan mental.

Istilah "Strawberry Generation" atau "Generasi Stroberi" sering digunakan untuk menggambarkan generasi ini. Stroberi, meski terlihat indah dan menarik di luar, sangat rapuh dan mudah rusak. Begitu juga dengan anak-anak muda zaman sekarang, yang sering kali dianggap lebih mudah terluka oleh kritik, tekanan, dan tantangan hidup. Lalu, bagaimana cara agar generasi Z dapat menghadapi dunia yang penuh tantangan ini dengan lebih tangguh? Artikel ini akan mengupasnya.

Apa Itu "Strawberry Generation?

 Istilah "Strawberry Generation" menggambarkan anak-anak muda yang terlihat kuat dan sempurna dari luar, tetapi sangat rapuh ketika menghadapi kesulitan. Seperti buah stroberi yang mudah hancur ketika terjatuh atau dipencet, generasi ini dianggap kurang siap menghadapi tantangan dan tekanan yang datang dalam kehidupan mereka. Fenomena ini banyak disebabkan oleh pola asuh yang lebih protektif dari orang tua yang lebih sejahtera dan didorong oleh kemudahan teknologi yang ada.

Pada masa lalu, banyak anak yang dibesarkan dalam kondisi yang lebih keras, misalnya harus berjuang untuk memperoleh pendidikan atau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tumbuh dengan mental yang lebih kuat karena menghadapi tekanan yang nyata. Namun, anak-anak Gen Z banyak yang tidak pernah merasakan tekanan seperti itu, sehingga mereka lebih cenderung merasa rapuh atau mudah stres saat menghadapi masalah.

Anak-anak Gen Z saat ini dihadapkan pada dunia yang penuh dengan tantangan besar. Berikut adalah beberapa tantangan yang sering dihadapi mereka:

  1. Tekanan Sosial di Media Sosial: Di era media sosial, Gen Z sering kali merasa tertekan untuk tampil sempurna, baik dalam penampilan maupun pencapaian. Mereka membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang tampak ideal di Instagram atau TikTok, yang menyebabkan perasaan tidak cukup baik atau gagal.
  2. Tantangan Ekonomi: Meskipun banyak kemajuan dalam teknologi, Gen Z juga menghadapi tantangan ekonomi yang berat, seperti biaya pendidikan yang tinggi, tingginya biaya hidup, dan persaingan yang ketat dalam dunia kerja.
  3. Masalah Kesehatan Mental: Isu kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres semakin umum di kalangan Gen Z. Mereka sering merasa tertekan oleh ekspektasi yang tinggi dari diri mereka sendiri atau dari lingkungan sekitar.
  4. Perubahan Dunia Kerja: Dunia kerja yang semakin digital dan terotomatisasi menuntut keterampilan baru dan fleksibilitas yang tinggi. Gen Z harus beradaptasi dengan cepat dan siap menghadapi berbagai perubahan dalam dunia kerja.

Mengapa Ketangguhan Itu Penting? 

Ketangguhan adalah kemampuan untuk tetap tegar dan bangkit meski menghadapi kesulitan. Generasi Z membutuhkan mental yang tangguh untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Berikut adalah alasan mengapa ketangguhan itu sangat penting bagi Gen Z:

  1. Menghadapi Kegagalan dan Rintangan: Setiap orang pasti menghadapi kegagalan. Ketangguhan memungkinkan Gen Z untuk tidak menyerah begitu saja, tetapi bangkit dan mencoba lagi setelah mengalami kegagalan.
  2. Membangun Karakter: Ketangguhan membentuk karakter yang kuat. Anak-anak yang memiliki mental tangguh lebih siap untuk mengambil keputusan sulit, menghadapi konsekuensinya, dan tetap optimis meskipun dalam situasi yang tidak menguntungkan.
  3. Mengelola Stres: Dunia yang penuh tekanan ini membuat stres tak terhindarkan. Anak-anak yang tidak tangguh cenderung merasa tertekan dan sulit mengatasi stres, yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. Ketangguhan mental membantu mereka untuk mengelola stres dengan lebih baik.
  4. Menjadi Pemimpin Masa Depan: Ketangguhan adalah kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang tangguh mampu mengatasi krisis dan memimpin dengan memberi contoh kepada orang lain, bukan hanya dengan berbicara.

Bagaimana Anak Gen Z Bisa Belajar Menjadi Tangguh?

Meskipun ketangguhan bukanlah sesuatu yang didapat dengan mudah, anak-anak Gen Z dapat mengembangkan mental tangguh dengan beberapa cara berikut:

  1. Berani Menghadapi Kesulitan dan Ketakutan: Ketangguhan dimulai dengan berani menghadapi ketakutan dan tantangan. Anak-anak Gen Z harus belajar untuk keluar dari zona nyaman mereka, mencoba hal-hal baru, dan menerima bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
  2. Belajar Dari Kritik dan Kegagalan: Kritik dan kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, itu adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Menghadapi kritik dengan lapang dada dan menjadikannya sebagai masukan untuk perbaikan diri akan membantu Gen Z menjadi lebih kuat.
  3. Menumbuhkan Mentalitas Pertumbuhan (Growth Mindset): Memiliki pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan keterampilan dapat berkembang dengan usaha dan ketekunan adalah kunci untuk menghadapi tantangan. Anak Gen Z yang memiliki mentalitas pertumbuhan tidak takut untuk gagal, karena mereka tahu bahwa kegagalan adalah langkah menuju keberhasilan.
  4. Membangun Kemandirian: Ketangguhan juga berarti tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain. Dengan mengembangkan kemandirian, anak-anak Gen Z bisa lebih percaya diri dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya tanpa bantuan orang lain.
  5. Mengelola Kesehatan Mental: Menjaga kesehatan mental adalah bagian penting dari ketangguhan. Anak Gen Z perlu belajar cara mengelola stres, seperti dengan berolahraga, bermeditasi, atau berbicara dengan orang yang dipercaya. Kesehatan mental yang baik akan membantu mereka bertahan lebih lama dalam menghadapi tantangan.

Anak-anak Gen Z hidup di dunia yang penuh kemudahan, tetapi juga dipenuhi dengan tantangan dan tekanan. Jangan biarkan diri kita menjadi seperti stroberi yang rapuh dan mudah hancur. Ketangguhan adalah kunci untuk bertahan hidup, berkembang, dan mencapai tujuan di dunia yang penuh dengan perubahan ini. Dengan belajar mengatasi ketakutan, menerima kegagalan sebagai bagian dari proses, serta menjaga kesehatan mental, anak-anak Gen Z dapat mengubah diri mereka menjadi individu yang tangguh dan siap menghadapi tantangan hidup. Jadilah baja, bukan stroberi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun