Mohon tunggu...
VDPS IAASIndonesia
VDPS IAASIndonesia Mohon Tunggu... Lainnya - VDPS IAAS Indonesia

IAAS INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tren Microgreen, Salah Satu Bentuk Urban Farming

31 Agustus 2020   05:30 Diperbarui: 31 Agustus 2020   05:29 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image capwww.instagram.com/wegrow.lifetion

Pangan menjadi salah satu kebutuhan utama bagi manusia . Tren urban farming di masyarakat perkotaan sudah cukup meluas dengan berbagai kreativitas dan inovasi, khususnya di masa pandemi ini.  Metode urban farming menjawab kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan harian , memberikan aktivitas baru selama menerapkan #kerjadarirumah, dan juga membantu mengurangi tingkat stres seseorang yang merasa jenuh selama dirumah tanpa aktivitas yang padat seperti biasanya. 

Penduduk perkotaan padat umumnya berada di lingkungan yang sempit, sehingga sangat sulit mencari lahan untuk kegiatan pertanian.

Microgreen adalah salah satu metode untuk menjawab hal tersebut. Metode ini dapat memenuhi kebutuhan dengan keunggulan nilai ekonomis dibandingkan berbelanja di swalayan. Ada 3 alasan mengapa microgreen begitu digilai para foodie. 

Pertama, tampilan visual microgreen begitu menggoda, mungil dan kaya warna. Kedua, microgreen memberikan sensasi rasa baru yang lebih intens dengan tekstur renyah yang disukai. Ketiga, microgreen punya nilai nutrisi 30 persen lebih banyak dibanding sayuran biasa, di antaranya vitamin C, E, K, dan karotenoid (prekursor vitamin A).

Microgreen adalah tanaman muda, lunak, serta tanaman yang dapat dimakan dan dipanen sebagai bibit. Tanaman kecil ini ditanam untuk tahap daun sejati pertama. Microgreen dijual sebagai produk mentah untuk digunakan di salad, sandwich, ataupun sebagai garnish/hiasan makanan. Produksi microgreen membutuhkan lingkungan yang cukup perlindungan, seperti rumah kaca atau terowongan tinggi. Dimungkinkan juga untuk memproduksi microgreen di dalam keadaan ruangan dengan penerangan buatan. Waktu penyelesaian metode penanaman ini cepat, singkat, dan memiliki nilai potensi mikro tinggi yang berpeluang menarik bagi produsen.

Microgreen mulai populer dalam jamuan makan sekitar tahun 2006. Berkembangnya waktu dari masa tren jamuan makan, menjadikan rutinitas para koki untuk menggunakan produk microgreen sebagai garnish/hiasan makanan dan penyedap rasa. Konsumen pun lebih memperhatikan kandungan gizi dan nutrisi tinggi dalam makanannya. Microgreen dapat diterapkan pada tanaman hidroponik, juga sangat mendukung pertanian rumah mandiri dan sektor petani produk tanaman musiman dalam memenuhi permintaan pasar khusus dan swalayan. Microgreen sendiri  memiliki sifat yang mudah rusak, sehingga menjadi tantangan baru bagi penjual profesional dan para petani yang kurang berpengalaman dalam dunia pertanian.

Sejumlah sayuran besar, ramuan, tanaman agronomis dan varietas tanaman dapat diterapkan dalam budidaya microgreen ini. Pemilihan tanaman biasanya diawali dengan penentuan warna, tekstur, rasa, waktu, dan proses benih berkecambah. Jenis-jenis tanaman yang dapat berpotensi sebagai microgreen, antara lain bayam, wortel, serai, lobak, seledri, brokoli, daun kol, bawang bombay, dan lain-lain.

Sifat dasar microgreen yang halus membutuhkan proteksi dari dan lingkungan yang dapat membuat tanaman stres. Tanaman microgreen dapat ditanam di rumah kaca, terowongan tinggi, struktur peneduh atau di dalam ruangan. Microgreen dapat diterapkan dalam media tanam biasa ataupun hidroponik.  Jenis sayuran brassica tidak membutuhkan pupuk pada media tanaman ini, namun pupuk dapat membantu proses pertumbuhan lambat seperti wortel, serai dan bawang.  Cara menyemai yang baik adalah dengan meletakkan satu jenis sayuran atau kultivar per media tanam. Jika dua jenis spesies dalam satu media tanam yang sama, maka harus salah satu spesies diunggulkan untuk menghasilkan tingkat perkecambahan yang sama sehingga seluruh tanaman dapat tumbuh dalam waktu yang bersamaan.

Masa pembenihan hingga masa panen sangat bervariasi pada setiap jenis tanaman, tetapi proses bibit  akan siap panen rata-rata berkisaran tujuh sampai 14 hari. Tumbuhan microgreen dapat dipanen pada tahap daun sejati pertama; tinggi bibit sekitar 1 sampai 2 inci. Bagian yang dipetik mulai batang hingga daun, sedangkan akan akan ditinggal. Dalam sistem bench-tip atau hidroponik pada saat panen pun batang harus dipotong cukup tinggi dari atas permukaan media tanam untuk mencegah kontaminasi tanaman saat panen.  

Itulah penjelasan mengenai microgreen sebagai salah satu bentuk pertanian urban farming, yang dapat dipraktekkan selama masa pandemik COVID-19 ini. Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun