Mohon tunggu...
Vania Cahya Ramadhani
Vania Cahya Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Masalah Jakarta yang Semakin Menjemukan

2 November 2021   15:22 Diperbarui: 9 November 2021   10:41 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pemerintah harus berusaha maksimal untuk mengalihkan kebiasaan masyarakat dari pengguna kendaraan pribadi menjadi pengguna kendaraan umum. 

Memang tak harus seluruh masyarakat yang menerapkan kebiasaan ini, tetapi sebagian masyarakat dapat menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi tingkat kemacetan di Kota Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah harus menyiapkan sarana dan prasarana transportasi termasuk akses jalan dengan baik. 

Semakin berkembangnya zaman, pemerintah juga perlu berinovasi untuk menciptakan transportasi umum guna mempermudah masyarakat untuk pergi bekerja, karena sejauh ini banyaknya kendaraan pribadi memang berfungsi untuk pergi ke tempat bekerja. Berkembangnya kota juga ditandai dengan transportasi yang maju. 

Sebagian negara maju meminimalkan jarak antar ruang agar kegiatan sehari-hari dan mobilitasnya menjadi lebih mudah, terutama dalam hal pekerjaan. Selama 24 jam penuh masyarakat dari negara maju menjalankan aktivitas industri sehingga transportasi dianggap sebagai salah satu aspek yang sangat penting. 

Apabila mengambil contoh tersebut, mungkin Kota Jakarta dapat berusaha maksimal dalam pengembangan transportasi tanpa menyebabkan masalah kemacetan dan tentunya tetap memperhatikan fungsi utamanya yaitu sarana mobilitas para pekerja.

Banjir yang sering terjadi di Kota Jakarta selalu menjadi topik atau berita yang diperbincangkan. Sudah ada solusi untuk mengatasi permasalahan banjir, namun masih belum ada cara efektif untuk mencegah masalah ini agar tak terulang kembali setiap tahunnya. Tak hanya itu, banyak masyarakat yang masih belum memiliki kesadaran ataupun belum menerapkan aturan yang ada untuk mencegah terjadinya masalah ini. 


Seperti yang kita tahu, faktor utama banjir di kota ini adalah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Perlu diketahui bahwa Kota Jakarta menghasilkan sampah hingga 7 ribu ton per hari menurut informasi dari Suharti saat acara "Innovation on Waste Management River Plastic Interception", di Jakarta pada 31 Oktober 2019. 

Pengolahan sampah yang tidak tepat bahkan masyarakat yang tinggal di tepi sungai membuang limbah sisa rumah tangganya ke sungai. Hal tersebut semakin memperburuk kondisi hidrologi di Kota Jakarta. 

Masyarakat di seluruh Indonesia yang menyimak berita banjir di Kota Jakarta seakan juga bosan melihat berita ini terus muncul. Berita yang ada di media cetak (koran), internet maupun televisi selalu saja mencantumkan permasalahan ini. 

Pemerintah yang berusaha keras untuk memberikan solusi ternyata tak memberikan hasil yang memuaskan. Di sisi lain, banjir juga memberikan dampak lain bagi penduduk di Kota Jakarta, misalnya kurangnya ketersediaan air bersih, pencemaran air, keterbatasan air dan timbulnya penyakit demam berdarah serta infeksi kulit. Hal tersebut menjadi bukti bahwa permasalahan di kota ini tak akan ada habisnya karena satu permasalahan dapat menimbulkan masalah yang lain.

 Berbagai permasalahan di Kota Jakarta memang tidak mudah untuk diselesaikan, mengingat kota tersebut adalah kota metropolitan yang setiap hari selalu bertambah dan berkurang penduduknya secara drastis akibat urbanisasi. Pemindahan ibu kota juga belum tentu menyebabkan Kota Jakarta akan berubah menjadi normal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun