Mohon tunggu...
Vania Meisawitri
Vania Meisawitri Mohon Tunggu... Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya

hello!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar

30 November 2021   21:29 Diperbarui: 30 November 2021   21:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, pada tanggal 5 Juni 2017, kampanye anti media terhadap Qatar menjadi keputusan politik terhadap embargo dan juga pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar yang dilakukan oleh beberapa negara teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi (Octaviarie, 2019).

Diplomasi ialah sebuah jalan yang dianggap memiliki efektivitas serta efisiensi dibandingkan menggunakan perang untuk menjaga stabilitas perdamaian dunia. Diplomasi memiliki berbagai jenis salah satunya diplomasi koersif. 

Diplomasi koersif merupakan diplomasi yang menggunakan ancaman kepada pihak lawan agar dapat menunda aksinya atau bahkan membatalkan aksinya. Diplomasi koersif sendiri memiliki dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan full ultimatum dan try and see.

Pendekatan full ultimatum memiliki tiga aspek, antara lain adanya tuntutan yang spesifik dan jelas terhadap negara sasaran, adanya pemberian tenggang waktu terhadap negara sasaran untuk bekerja sama, ancaman yang jelas jika negara sasaran tidak mengikuti kerjasama atau tuntutan yang diberikan dari negara pelaku. Sedangkan pendekatan try and see hanya mempertimbangkan aspek pemberian tuntutan yang spesifik dan jelas, untuk pemberian tenggang waktu akan diberikan nanti.

Terdapat tiga bagian yang mencirikan diplomasi koersif, yaitu permintaan, ancaman, dan tekanan waktu. Permintaan bertujuan untuk menghentikan atau mengembalikan dari tindakan yang telah dilakukan oleh lawan. 

Permintaan harus dibantu oleh ancaman, ide umum dari diplomasi koersif ialah mendukung permintaan seseorang terhadap musuh dengan ancaman hukuman tidak menaati bahwa ia akan mempertimbangkan untuk memenuhi permintaan tersebut. Terakhir, diplomasi koersif juga membutuhkan tenggang waktu (Febriandi, Kegagalan Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar, 2018).

Tudingan yang digunakan oleh Arab Saudi serta sekutunya sebagai alasan untuk membenarkan tindakan kepada Qatar dalam krisis GCC ini di antaranya ialah untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran serta menutup pangkalan militer Turki di Doha. 

Arab Saudi tidak menyukai hubungan antara Qatar dan Iran yang yang terjalin dengan erat. Arab Saudi menganggap bahwa Iran merupakan faktor utama terjadinya ketidakstabilan di kawasan.

Diplomasi koersif yang digunakan oleh Arab Saudi sama sekali tidak ditanggapi oleh Qatar dimana Qatar menganggap bahwa tuntutan tersebut tidak memiliki alasan yang jelas dan merupakan cara Arab Saudi untuk melanggar kedaulatan Qatar. 

Arab Saudi sendiri merupakan negara yang memiliki pengaruh kuat di kawasan Teluk dan selalu berusaha menanam pengaruhnya di negara-negara teluk lainnya. 

Tindakan yang dilakukan oleh Arab Saudi dapat dikatakan sebagai tindakan yang wajar, karena mereka melakukan hal itu untuk melawan terorisme  dan ekstrimisme secara bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun