Semua adaptasi itu menunjukkan satu hal: kisah tentang kesombongan, cinta, dan pembelajaran diri tidak pernah kehilangan relevansi.
-
Membaca Emma hari ini terasa seperti bercermin.
Kita mungkin tidak hidup di Inggris abad ke-19, tapi kita tetap bisa memahami rasa ingin membantu orang lain, kebanggaan yang kadang menyesatkan, dan penyesalan yang akhirnya membuat kita tumbuh.
Jane Austen tidak hanya menulis cerita cinta, ia menulis cerita manusia.
Dan lewat Emma, ia mengingatkan bahwa menjadi dewasa bukan berarti berhenti membuat kesalahan, tapi belajar untuk lebih lembut dalam memperbaiki diri.
-
Emma adalah kisah tentang kesempurnaan yang gagal, kesalahan yang manis, dan cinta yang datang setelah kita benar-benar mengenal diri sendiri.
-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI