Media sedang digemparkan dengan berita peristiwa walk out Ananda Sukarlan dan beberapa alumni SMA Kolese Kanisius lainnya saat pidato Anies Baswedan pada perayaan 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius. Beberapa netizen mendukung tindakan tersebut sedangkan beberapa lainnya menganggap tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak hormat dan patut menerima sanksi.
Sayangnya, masyarakat lupa untuk memperhatikan cerita di balik kegemparan itu. Perayaan 90 tahun yang sangat meriah ini tentu berisi pertunjukan yang menarik dan tidak dapat dilupakan. Kepala Sekolah SMA Kolese Kanisius sekaligus Ketua Panitia Perayaan 90 tahun Kolese Kanisius Romo Eduard C Ratu Dopo SJ mengaku mempunyai harapan bahwa melalui merayakan peringatan ini, SMA Kolese Kanisius dapat semakin maju ke depannya.
Acara tersebut diawali dengan pesta anak bangsa Kanisius, dimana para siswa Kanisius membuat pameran-pameran lukisan dan hasil keterampilan lainnya. Acara juga diadakan dengan semangat persatuan, yang dibuktikan dengan adanya partisipasi dari sekolah beragama non-kristiani seperti SMA Madaniyah, dari Al Izhar, dan juga dari pondok pesantren.
Acara ini ternyata telah dipersiapkan sejak bulan Januari 2017 dan mencapai puncaknya pada 11 November 2017 pekan yang lalu. Acara yang telah dipersiapkan dengan sangat matang ini memiliki tema Bracing The New Century, The Past Reinvented, The Future Regenerated dan diadakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara. Persiapan yang sangat matang ini melibatkan beberapa tim yang mempersembahkan pertunjukan yang fenomenal, seperti CWE Kolese Kanisius, Gamelan Soepra dari SMA Kolese Loyola, Paduan Suara Perseviam dari Kolese Kanisius, Theresia, dan Ursula.
Apa yang tengah terjadi saat ini tentu membuat kekecewaan besar pada hati para pendukung acara Perayaan 90 Tahun ini. Apalagi, peristiwa Walk Out tidak dilakukan oleh panitia maupun siswa Kolese Kanisius. Persiapan dari para siswa Kolese Kanisius yang sangat matang itu telah menghasilkan keindahan dalam penampilan kurang lebih 3 jam, namun lenyap ditelan kejadian 5 menit dalam pidato Anies. Bagaimana nasib cerita yang terabaikan ini?
