Mohon tunggu...
valent tyaniko
valent tyaniko Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Jauh dari kata sempurna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satu Vespa, Berjuta Saudara

13 Oktober 2020   15:20 Diperbarui: 13 Oktober 2020   15:22 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen pribadi

Pernahkah kalian mendengar brand 'Vespa'? ya, Vespa merupakan merek sepeda motor buatan negara yang identik dengan kuliner Pizzanya yaitu Italia. 

Dalam bahasa Italia, Vespa memiliki arti yaitu tawon, maka jangan heran jika kita melihat sepeda motor vespa baik keluaran lawas maupun keluaran anyar memiliki desain dan bentuk yang unik layaknya tawon. 

Keunikan lain yang dimiliki Vespa selain desainnya yang tidak berubah dari generasi awal hingga generasi yang ada saat ini, adalah meskipun Vespa merupakan sepeda motor yang berasal dari eropa tetapi pengguna Vespa di Indonesia bisa dikatakan banyak dan memiliki kelompok atau basis yang kuat sehingga solidaritas antar sesama pengguna Vespa tinggi. 

Bentuk solidaritas antar sesama pengguna Vespa di Indonesia yang sudah menjadi budaya dalam Vespa antara lain adalah, jika antar sesama pengguna Vespa bertemu dijalan maka akan saling sapa dengan cara mengklakson satu sama lain dan jika ada salah satu pengguna Vespa mengalami kendala atau kerusakan pada sepeda motornya.

Maka pengguna Vespa yang lain akan ikut berhenti dan menolong pengguna Vespa yang mengalami kendala tersebut sampai kendala atau masalah tersebut teratasi.

Dilihat dari budaya antar sesama pengguna Vespa diatas pada saat saling sapa dan saling menolong, hal ini memiliki keterkaitan dengan Activity Orientation 'being' dan budaya kolektivisme. 

Menurut Kluckhohn dan Strodbeck (dalam Samovar, 2017), Activity Orientaion 'being' merujuk pada ekspresi spontan dalam kepribadian manusia. 

Tentunya budaya saling sapa dan saling tolong-menolong antar sesama pengguna Vespa sesuai dengan konsep Activity Orientation 'Being', karena pada saat mereka menyapa atau menolong didasari dengan rasa spontanitas yang ada. 

Disisi lain, budaya saling tolong-menolong antar sesama pengguna Vespa pada saat ada pengguna Vespa lain mengalami masalah atau kendala dijalan, menggambarkan budaya kolektivisme. 

Menurut Hofstede (dalam Samovar, 2017), budaya kolektivisme menekankan keanggotaan kelompok, dan ketergantungan individu secara emosional dan fisikal terhadap organisasi dan institusi. 

Budaya tolong-menolong bisa dikatakan sesuai dengan budaya kolektivisme karena pada saat menolong pengguna Vespa lain yang sedang mengalami kendala, pengguna Vespa tersebut menolong karena didasari oleh kesamaan sepeda motor yang digunakan yaitu Vespa dan ketergantungan emosi yang besar antar sesama pengguna Vespa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun