Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jelang Debat Pilpres Ketiga, "Amunisi" Untuk Menyerang Lawan Semakin Seru!

2 Januari 2024   17:08 Diperbarui: 3 Januari 2024   04:36 11339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi Capres 2024 (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo) 

Dua kali Debat Pilpres 2024 yang sudah berlalu, menuai banyak penilaian dari berbagai pihak dalam beberapa aspek, khususnya untuk menobatkan siapa "Bintang Panggung" di saat debat berlangsung. Tentu saja, masing-masinh pendukung memuji penampilan jagoannya. Wajar saja, sekalipun tersebar juga survey atau pooling penilaian Dari beberapa lembaga, termasuk lembaga survey tentu saja.

Seperti yang kita ketahui bersama, landasan Debat Pilpre ini  telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Pemilu. Tepatnya, aturan debat capres-cawapres terkandung dalam Pasal 277 UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu.

Rasanya perlu  mengulas sekilas point utama Dari undang-undang tersebut. Sekalipun masyarakat sudah banyak yang tahu.  Setidaknya, bagi Swing Voters dan Undecided Voters. Itupun kalau mereka tertarik untuk membaca. Karena kesimpulan ringkas biasanya sudah mereka simpulkan sendiri. 

Sebenarnya harapan untama dari hasil debat Piplpres adalah untuk menarik perhatian kelompok Mayoritas  generasi milenial dan Gen-Z yang banyak mengakses internet, khususnya sosial media. Merekalah yang  perlu menelisik lebih jauh calon yang tepat, kemudian menganalisa dengan harapan  serius. Mengingat kelompok usia ini, memiliki keunikan tersendiri dengan karakternya yang tidak mudah diatur apalagi didikte. Selain melihat Debat langsung atau siaran tunda, dengan bermodal kebiasaan kritisnya  dalam berpikir dan bijak atau sesuka hati sekalipun dalam menanggapi suatu informasi yang juga akan ditemukan di internet, atau media sosial. Yang pasti harapannya kelompok usia ini dapat mengambil keputusan  siapa  pilihannya di bilik suara pada tanggal 14 Februari 2024, dengan harapan besar tidak menjadi golput.

Berdasarkan rilis resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024. Jumlahnya mencapai 204.807.222 pemilih. Kemudian berdasarkan hasil rekapitulasi DPT, didapati Bahwa mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi dari kelompok generasi Z dan milenial, dimana  total pemilih dari kelompok ini berjumlah 113 juta pemilih atau sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.

Sekalipun dari berbagai prediksi yang kita dengar dan baca dari  banyak pegamat politik  hingga punggawa lembaga survey tentu saja, sejatinya  masih meraba-raba keputusan akhir dari kelompok ini. Kemana atau paslon Capres-cawapres siapa yang mereka pilih, sekalipun telah diuraikan juga dalam teknik pengambilan sampling, berupa pertanyaan kepada kelompok yang unik ini.  

Berapa jumlah kelopok masyoritas ini meyaksikan debat, tak ada yang bisa menduga. Akan tetapi mereka mengetahuinya. Dengan demikian semoga lewat Debat  Pilpres berhasil meyakinkan mereka untuk menentukan pilihan, tanpa menapik  adanya kecendrungan kekuatiran kenaikan GOLPUT pada 2024 yang rata-rata juga secara proporsional didominasi dari kelompok pemilih mayoritas ini.

Sebelum melanjutkan ke judul tulisan ini, ada baiknya diulas kembali, beberapa point penting dari ketentuan Undang-Undang Pemilu terkait debat Pilpres 2024, agar lebih dipahami, dan menjadi perhatian untuk menyaksikan di depan TV, media sosial melalui smarphonenya baik langsung maupun ditonton setelahnyas dengan harapan mengikutinya hingga tuntas hingga tiba pada pemikiran kritis untuk menentukan pilihan sekalipun masih tersisa 2 jadawal debat pilpres setelah tanggal 7 Januari nanti.

Rincian aturan debat capres-cawapres dalam Pasal 277 UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu:

Pertama:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun