Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menakar Batas Kewajaran Menyapa Orang Lain dengan Kata-Kata "Mesra" di Media Sosial?

15 Oktober 2021   08:58 Diperbarui: 15 Oktober 2021   09:05 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: https://socialmediaexplorer.com

Kata-kata seperti inilah sebagai pertanda awalnya, kita bisa terpancing atau mengukur siapa mereka tentunya, bahkan dalam hal penakar keseriusan si dia untuk menjalin hubungan dengan anda. Dan bila kata-kata tersebut menjadi hal yang biasa dan justeru mempererat hubungan anda dengan si dia, maka menurut saya apalagi bagi yang telah berkeluarga sebaiknya Hindarilah ucapan-ucapan tersebut, karena akan berlanjut pada  percakapan yang lebih intens, telepon, mengirimkan foto, hingga yang lebih serius lagi seperti terlibat dalam “sexting

Tentu saja, setiap orang memang bebas dalam berkespresi dan mengeluarkan  pendapat, bahkan kata-kata yang menurut orang lain keliru pun, gak akan berpengaruh banyak jika dalam pemahaman orang tersebut fine-fine aja, gak ada masalah. Anda juga bisa mengukur mereka yang baru anda kenal, teman sekolah bahkan mantan pacar yang ketemu lagi. Sehingga bisa memilah-milah perilaku anda yang sepantasnya untuk mereka.

Dalam catatan pengaduan dan konsultasi https://idkita.or.id, sebagian kasus pelecehan seksual secara online (ada pula yang off-line), semua dimulai dengan ketertarikan pada foto profile, kemudian dilanjutkan pada  percakapan. Dari bas-basi, kemudian merasa nayaman. Kemudian kata-kata berbau “mesra” ini akan sering terlontarkan.  Ketika sang korban (gadis), telah terbuai dengan rayuan dan “cinta buta”, maka iapun dilecehkan baik secara verbal lewat telepon maupun dalam bentuk sexting.

Untuk kasus yang kami terima seperti ini, kebanyakan orang tua, gak mau untuk terbuka ke umum (dituntut secara hukum). Mereka lebih banyak berdiskusi dan mencari informasi dan petunjuk untuk menemph rehabilitasi secara physics. Kemudian kami akan menhubungi psikolog atau kementrian terkait untuk dapat menangani sang karbon dengan baik.

Lebih jauh, pertanyaan berikutnya adalah, Does using social media make you more likely to cheat?  Atau “Apakah dengan menggunakan media sosial membuat anda cenderung untuk selingkuh?

Para ahli mengatakan bahwa jejaring sosial telah memudahkan orang-orang cenderung berselingkuh dari pasangannya, baik yang sudah dikenal maupun yang sebelumnya gak  dikenal.

"Media sosial tampaknya telah menambahkan bahan bakar ke api perselingkuhan," kata Joyce Marter, seorang psikoterapis berlisensi dan CEO dari praktik konseling Urban Balance yang berbasis di Chicago. "Jika berhbungan dengan seorang Mantan,  kenakangan alama dapat membara kembali, hanya dengan sekali klik. Batas hubungan bisa menjadi kabur. Misalnya, kapan suatu pesan bisa melewati batas kemudian menjadi perselingkuhan emosional?"

"Bagi orang-orang yang secara moral bersedia dan termotivasi untuk menggunakan media sosial menawarkan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk terlibat dalam perilaku gak setia," Menurut Benjamin Karney, seorang profesor psikologi sosial di University of California di Los Angeles yang telah mempelajari secara ekstensif hubungan interpersonal dan pernikahan (chicagotribune.com, 2016) . "Anda bahkan gak  perlu menemukan seseorang yang ada di lingkungan Anda. Anda dapat menggoda dan bertukar komunikasi seksual dengan siapa saja yang bersedia melakukannya di planet Bumi yang memegang smartphone." Lebih lanjut katanya.

Nah jika anda telah terlanjur “terjerumus” dalam perselingkuhan fisik dan hati/perasaan. Tentu dalam agama dan norma apapun, merupakan sebuah pelanggaran berat. Oleh karena itu, sekalipun banyak data yang menunjukan peningkatan perceraian yang diakibatkan oleh media sosial atau lebih tepatnya smatphone dengan aplikasi chat messenger.

Sudah saatnya anda katakana untuk berhenti dalam hubungan terlarang tersebut. Gak ada hubungan selingkuh yang berumur panjang, hanya karena keinginan secara fisik. Kecuali persoalan keluarga menjadi kompleks.

Mengapa  harus hentikan hal tersebut sesegera mungkin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun