Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Di Saat "Down", Media USA Menyuguhkan Bocoran "Kebobrokan" Facebook

7 Oktober 2021   08:23 Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:57 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Whistleblower Facebook, Frances Haugen berbicara dengan Scott Pelley dari CBS pada 60 Menit. Foto: Robert Fortunato/AP

Sebenarnya bocoran tentang Facebook ini telah terjadi sekitar sebulan yang lalu. Ketika Haugen mengajukan setidaknya delapan keluhan kepada Securities and Exchange Commission dengan tuduhan bahwa perusahaan menyembunyikan penelitian tentang masalah perusahaan dari investor dan publik. Dia juga berbagi dokumen dengan Wall Street Journal, yang menerbitkan investigasi multi-bagian yang menunjukkan bahwa Facebook menyadari masalah dengan aplikasinya, termasuk efek negatif dari informasi yang salah dan kerugian yang ditimbulkan, terutama pada gadis-gadis muda, melalui Instagram.

Dari hasil pembicaraan dalam "60 Minutes" dan transkrip yang ditulis dengan cara berbeda namun tidak mengurangi esensi wawancara yang dipandu Scott Pelley.  Dapat saya ambil garis besarnya saja, dengan terjemahaan bebasnya,  

"Hal yang saya lihat di Facebook berulang kali adalah ada konflik kepentingan antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook, dan Facebook berulang kali memilih untuk mengoptimalkan untuk kepentingannya sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang", Kata Hugen.

Sedangkan koresponden "60 Minutes", Scott Pelly mengutip satu dokumen internal Facebook ( FB ) yang mengatakan: "Kami memiliki bukti dari berbagai sumber bahwa ujaran kebencian, pidato politik yang memecah belah, dan informasi yang salah di Facebook dan keluarga aplikasi memengaruhi masyarakat di seluruh dunia."

Haugen, yang sebelum meniti karirinya di Facebook pada tahun 2019 ternya sebelumnya pernah bekerja untuk raksasa teknologi lain seperti Google dan Pinterest.

Tentu untuk mempertanggungjabkan apa yang dibukanya ke publik, ia harus menerima konsekwensi sesuai hukum dan peraturan yang berlaku di USA. Direncanakan, ia akan bersaksi pada hari Selasa kemarin ini, di hadapan Subkomite Senat tentang Perlindungan Konsumen, Keamanan Produk, dan Keamanan Data. Nah yang satu ini nanti dibahas dalam tulisann lainnya, ya. Selengkapnya dengerin saja youtubenya yang saya sertakan.


Source : 60 Minutes Youtube "Facebook Whistleblower Frances Haugen: The 60 Minutes Interview" 

Memilih Keuntungan Daripada Kepentingan Publik

Kata-kata Haugen yang paling tajam menggemakan apa yang menjadi hal biasa bagi para politisi di kedua sisi Atlantik: bahwa Facebook menempatkan keuntungan di atas kesejahteraan penggunanya dan publik

"Hal yang saya lihat di Facebook berulang kali adalah adanya konflik kepentingan antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook. Dan Facebook, berulang kali, memilih untuk mengoptimalkan kepentingannya sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang." Menurutnya.

Dia juga menuduh Facebook membahayakan keselamatan publik dengan membalikkan perubahan pada algoritmenya setelah pemilihan presiden 2020 selesai, yang memungkinkan informasi yang salah menyebar di platform lagi. Kata Haugen bahwa "segera setelah pemilihan selesai, mereka mematikan (sistem keamanan) kembali atau mereka mengubah pengaturan kembali seperti sebelumnya, untuk memprioritaskan pertumbuhan daripada keselamatan. Dan itu benar-benar terasa seperti pengkhianatan terhadap demokrasi bagi saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun