Bagi yang telah terlanjur meng-upload foto ke internet, termasuk bertukar konten melalui instant messenger, email maupun fasilitas komunikasi lainnya melalui media sosial, mungkin dapat memahaminya sebagai  akibat pelanggaran prinsip pergaulan di internet, yang kurang lebih menyebutkan bahwa "apapun yang diupload ke internet, selamanya akan berada di sana". Tetap akan meninggalkan jejak, mudah tersebar kemana saja dan sulit dihapus, apalagi kalau sudah menjadi penilaian "jelek" orang lain.
Namun bagi mereka yang merasa aman-aman saja pada awalnya karena menganggap foto dan video pribadi tersebut telah disimpan secara aman, tentu akan menimbulkan pertanyaan tersendiri. Apalagi biasanya, mereka yang masuk kategori ini  akan menderita depresi berat apabila mengetahui video dan foto "dewasa" mereka tersebar di internet.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa dapat tersebar, jawaban utamanya, karena sang pemilik "ceroboh".
- Kita semua memiliki kelemahan, kadang lengah, lupa dan ceroboh sehingga peralatan yang kita miliki dapat dicuri orang, diambil orang untuk sementara waktu untuk tujuan tertentu. Kalau hal ini terjadi, maka dengan mudah gambar dan video dewasa tersebut tersebar.
- Karena merasa aman dan percaya diri, kadang membuat kita lengah terhadap majunya perkembangan teknologi dewasa ini. Salah satu contohnya, video yang sudah terhapus di HP maupun di notebook, dewasa ini sangat mudah di 'restore' kembali atau di undelete. Semua itu dapat dikerjakan saat peralatan dan memory penyimpanannya berpindah tangan, baik untuk sementara atau untuk selamanya
- Sebagai contoh kasus sederhana pendapat di atas, saat kita membawa peralatan tersebut untuk direparasi, sang teknisi yang rupanya "usil" akan melakukan teknik restore yang disebutkan di atas. Software untuk restore, undelete bahkan unformat banyak tersebar di internet dan mudah didownload oleh siapa saja.
- Terlalu pecaya pada orang lain. Saking banyaknya kalimat "jangan bilang siapa-siapa" berpindah dari satu orang ke orang lain, bermakna "beritahu saja kepada semua orang". Apalagi yang sudah melihat merasa penasaran untuk memilikinya, dia akan melakukan segala upaya untuk itu.
- Dalam beberapa kasus, laptop/pc dimana video atau gambar tersebut disimpan, terhubung pada jaringan intranet/internet yang mudah ditembus oleh orang lain. Menggunakan jaringan public seperti Free Wi-Fi kelihatannya mengasikan, padahal membuka peluang orang lain di dalam jaringan tersebut atau administratornya mengutak-atik keamanan pc/laptop yang digunakan.
- Untuk beberapa kasus, malware dan spyware yang menjangkiti peralatan online kita, dapat dipergunakan untuk mengakses semua data yang kita miliki, bahkan dapat menembus sekuriti yang kita anggap sangat aman sekalipun.
- Untuk kasus lainnya, dimana smartphone kita dapat di remote oleh pihak ketiga tanpa kita sadari. Bisa dibaca melalui reportase kompasianer, Oscar Pangaribuan, melalui tulisannya Hati-Hati! Android Apps Diam-diam Salin Foto Anda Serta di Upload!
Jadi, walaupun semua menjadi hak anda, namun ingat sekali lagi masa depan anda, terutama bagi mereka yang masih muda dan remaja. Saat gambar dan video tersebar, bukan saja akan mempermalukan diri anda, keluarga, kerabat bahkan untuk hubungan yang lebih luas,  tetapi dapat berakibat pada pelanggaran hukum. Ketika itu terjadi, nasi sudah menjadi bubur..
Semoga Bermanfaat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI