Mohon tunggu...
Valencia Yuniarti S.
Valencia Yuniarti S. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Interested in media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Sama-sama Terkoneksi dengan Internet, Inilah Perbedaan dari Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia

15 September 2020   11:25 Diperbarui: 15 September 2020   11:39 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keunggulan dari jurnalisme online, yaitu kemudahan dan kecepatan untuk menyebarkan dan menerima informasi. Perkembangan teknologi hingga tahun 2020 ini, telah mendekatkan kita pada berbagai informasi. Kita dapat mengakses berbagai informasi hanya melalui satu perangkat yang kita genggam.

Pavlik (Widodo, 2020) menyebut jurnalisme online sebagai contextualized journalism atau jurnalisme kontekstual. Jurnalisme online hadir dan menyentuh berbagai dimensi atau biasa disebut dengan multi-dimensi.

Terdapat tiga fitur komunikasi yang diintegrasikan oleh jurnalisme online, yaitu kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online, dan cuztomizable features (Widodo, 2020).

Empat jenis jurnalisme online

Mark Deuze (Widodo, 2020) telah mengelompokkan jurnalisme online berdasarkan jenisnya. Berikut adalah empat jenis jurnalisme online menurut Mark Deuze:

Source: Antara News
Source: Antara News

1. Mainstream news sites

Informasi dari media cetak telah mengalami peralihan ke media online. Situs berita seperti ini biasanya merupakan versi online dari sebuah media cetak. Namun, ini tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah media hanya tersedia versi online saja.

Jurnalisme online pada jenis ini tidak memiliki perbedaan dengan jurnalisme yang ada di media cetak.  Tingkat partisipatori dari jenis jurnalisme online ini cenderung tertutup.

Contoh dari jurnalisme online jenis ini, yaitu laman berita online seperti detik.com dan antaranews.com. 

Source: Paperboy
Source: Paperboy

2. Index and category sites

Jurnalisme online jenis ini tidak menampilkan tulisan secara rinci seperti mainstream news sites. Situs pada jurnalisme online ini menghadirkan berbagai tautan yang mengarah pada berbagai laman berita online. Mereka jarang sekali menghadirkan konten yang diproduksinya sendiri.

Jurnalisme ini dapat berupa mesin pencarian (search engine), perusahaan riset, dan usaha-usaha tertentu milik institusi atau individu. Tingkat partisipatori dari jurnalisme online jenis ini lebih terbuka daripada jenis sebelumnya. Namun, keterbukaan ini hanya terbatas pada diskusi untuk saling berbagi tautan (link).

Contoh dari jurnalisme online jenis ini, yaitu Paperboy.

Source: Remotivi
Source: Remotivi

3. Meta and comment sites

Konten-konten pada jurnalisme jenis ini membahas isu-isu seputar media. Istilah yang menggambarkan jurnalisme jenis ini, yaitu 'jurnalisme tentang jurnalisme'.

Produk jurnalistik yang keluar dari jurnalisme jenis ini adalah pembahasan mengenai konten lain di internet. Sifat dari konten yang dibuat memiliki sifat pengawasan dan pemberi kritik.

Tingkat partisipatori dari jurnalisme online jenis ini cenderung terbuka. Hal ini dikarenakan pembahasan topik-topik tersebut menciptakan ruang diskusi.

Contoh dari jurnalisme online jenis ini, yaitu Remotivi.

Source: Slashdot
Source: Slashdot

4. Share and discussion sites

Situs yang masuk ke dalam jenis jurnalisme online ini merupakan situs diskusi antar pengguna internet. Situs ini tidak hanya menjadi tempat berdiskusi, tetapi ada topik bahasan tertentu yang menjadi fokus pembicaraan.

Dari keempat jenis jurnalisme online, share and discussion sites memiliki tingkat partisipatori yang sangat terbuka. Hal ini sudah terlihat jelas dari namanya, yaitu situs berbagi dan diskusi.

Contoh dari jurnalisme online jenis ini, yaitu Slashdot.

Photo from Pexels
Photo from Pexels

Apa itu jurnalisme multimedia?

Multimedia menjadi kata kunci dari jurnalisme ini. Multimedia dalam konteks ini diartikan sebagai penggunaan banyak media. Jurnalisme multimedia menggunakan minimal tiga media yang saling terintegrasi. Oleh karena itu, surat kabar, televisi, dan radio tidak dapat disebut sebagai contoh dari jurnalisme multimedia.


Surat kabar hanya menggunakan dua media, yaitu teks dan foto. Televisi hanya menggunakan dua media, yaitu video dan audio. Sedangkan radio hanya menggunakan satu media, yaitu audio.

Jurnalisme multimedia memiliki tujuan agar informasi yang disajikan lebih lengkap. Multimedia merupakan gabungan dari teks, foto, video, audio, grafik dan interaktivitas dalam sebuah halaman website (Widodo, 2020).

Hal tersebut tentunya berbeda dengan istilah multi-platform. Istilah multi-platform hanya memungkinkan kita untuk mengakses sebuah aplikasi atau website dengan perangkat yang berbeda. Tentunya, apa yang diakses merupakan hal yang sama, namun berbeda platform saja.

Pada jurnalisme multimedia, penggunaan banyak media tidak digunakan untuk mengulangi informasi yang sama. Penggunaan berbagai media sekaligus justru berfungsi untuk melengkapi informasi yang diakses. Contohnya, sebuah transkrip wawancara yang dipublikasikan melalui situs tertentu di internet.

Transkrip wawancara tersebut dihadirkan melalui teks yang disertai foto dokumentasi, gambar dan rekaman suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun