Mohon tunggu...
rizky utha
rizky utha Mohon Tunggu... -

Pengangguran saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Segelas Kopi Hitam

20 Februari 2015   03:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangannya dingin, tapi masih bernyawa,

Campur aduk rasa dalam genggaman  Si Pria Hitam.

Segelas kopi hangat  dimeja,

Segelas kopi hanya punya rasa, tak bernyawa, cuma sedikit gula,

Mereka sama – sama menghitam, larut dalam rasa masing –masing.

Segelas kopi hanya pelarian Si Pria Hitam,

Tak ditemukan hangat dalam tangan Si Kekasih,

Tak lagi manis kecup bibir Si Kekasih,

Segelas kopi hangat hanya pelarian.

Jadilah tiap sorenya dia ditemani segelas kopi hitam,

Si Pria Hitam yang larut dalam kopi hitam,

Si kopi hitam yang larut dalam Pria Hitam,

Mereka sama – sama larut dalam hitam,

Pahit – manis diaduk dalam satu pusaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun