Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mengisi Ramadan dengan Belajar Daring

15 April 2021   04:50 Diperbarui: 15 April 2021   04:56 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sebenarnya belajar bisa dilakukan kapan saja, namun saat Ramadan saya justru lebih semangat belajar secara daring.

Keinginan ini sudah ada sejak pandemi datang. Banyaknya waktu kosong akibat berkurangnya kegiatan di luar rumah membuat saya memilih mengikuti kelas daring.

Kelas pertama yang diikuti adalah kelas menggelola google untuk bisnis. Padahal waktu itu saya belum memiliki usaha.

Alasan ikut serta karena kelasnya tidak berbayar alias gratis dan mendapatkan sertifikat. Penyelenggaranya pun dari salah satu kementrian yang ada di negeri ini.

Saya berhasil menyelesaikan kelas yang diadakan secara maraton. Selain itu berhasil memiliki akun google bisnis untuk mengenalkan usaha kurir yang baru lahir.

Menyelesaikan sebuah kelas rupanya membuat saya kecanduan dan mengikuti berbagai kelas lain. Umumnya kelas yang diikuti merupakan kelas tidak berbayar. Walau demikian jika mengharuskan mengerjakan tugas, saya selalu berusaha memenuhi kewajiban tersebut karena tanggung jawab sebagai murid.

Bukti bahwa saya membuat tugas adalah lahirnya sebuah podcast. Tema besar yang saya usung adalah membacakan cerita untuk anak. Harapannya saya akan semakin banyak memebaca buku anak sekaligus memperlajarinya agar bisa menulis cerita anak.

Apakah angan-angan itu terlalu tinggi? Mungkin iya. Namun tak ada salahnya mengaitkan mimpi setinggi mungkin. Toh mimpi tak bayar. 

Tetapi.

Jangan lalai melakukan usaha meraih impian itu. Kalau tidak mimpi dan keinginan tidak akan terwujud dan hanya menjadi awan penghias langit.

Dari situ saya mulai mengikuti kelas menulis buku cerita anak yang berbayar. Menyesuaikan dengan kemampuan, saya memilih kelas dengam biaya terjangkau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun