Secara aturan mendirikan sebuah Parpol baru saat ini relatif mudah, yang sulit itu adalah membesarkan partai politik sehingga punya kursi di parlemen dan kursi di pemerintahan baik sebagai kepala daerah, kepala negara ataupun jabatan eksekutif lainnya.
Banyak variabel yang mempengaruhi dalam membesarkan sebuah partai politik, mulai dari sisi pendanaan, kualitas kepengurusan yang duduk dalam parpol tersebut dll.
Sudah banyak partai politik yang berdiri sejak era reformasi, mulai dari pecahan Golkar, pecahan PDI-P, pecahan PPP, pecahan PKB, pecahan PAN dll.
Tapi yang bisa mendapatkan kursi di parlemen dan bisa melewati ambang batas parlemen cuma sedikit sekali, yang lainnya cuma sekedar nama saja dan keberadaannya antara ada dan tiada.
Pada titik inilah yang namanya " kudeta/begal" partai politik menjadi tidak relevan.
Bisa saja pelaku" kudeta/begal " partai politik tersebut bisa dimenangkan oleh pihak yang berwenang (oknum penguasa/oknum  pengadilan yang bekerja sama dengan oknum pengacara).
TAPI apalah artinya sebuah" kemenangan" bila isinya cuma " sampah " yang orientasinya cuma sekedar " uang dan kekuasaan?".
Betul sekali bahwa untuk membesarkan sebuah partai politik perlu dukungan uang dan kekuasaan tapi itu bukan segalanya.
Pada akhirnya pepatah yang mengatakan" man behind the gun" itulah yang menjadi faktor utama sebagai penentu keberhasilan partai politik bisa besar, berkembang dan berkelanjutan.
Bagaimana kedepannya partai Demokrat memang sulit ditebak arahnya, yang jelas tidak ada yang abadi di dunia ini dan menjadi lebih baik bila SBY dan AHY mampu meninggalkan " legacy" dalam berdemokrasi terkhusus terkait partai Demokrat.
Kalau SBY sewaktu jadi Presiden RI sanggup menciptakan stabilitas politik ekonomi dan keamanan dan mempertahankan NKRI., dan itu adalah sebuah" Legacy " yang akan dikenang sepanjang masa.