Narasi yang dibangun terkait Prabowo Subianto oleh lawan politiknya selama ini cenderung negatif, mulai soal kepribadiannya, soal rumah tangganya, soal sepak terjangnya selama ini dsb, dsb.
Sebagai bagian dari kampanye negatif, apa yang dialami Prabowo Subianto ya wajar wajar saja, menjadi luar biasa, menjadi menguntungkan kubu Prabowo Subianto adalah ketika Prabowo Subianto mampu melakukan serangan balik lewat penampilannya yang menawan dalam debat kedua Pilpres 2019 yang baru saja berlangsung.
Penampilan Prabowo Subianto yang santun, merangkul, kadang memuji, tidak "menyerang" yang sifatnya "personal"membikin decak kagum banyak pihak. Dalam menyampaikan visi-misi Prabowo Subianto tampil sebagai seorang "negarawan" keberpihakannya kepada kepentingan bangsa dan Negara Indonesia dijabarkan tanpa harus menimbulkan ketakutan bagi para investor, baik lokal, nasional, maupun International.
Para investor dipersilahkan bekerja sesuai regulasi yang ada,jaminan kepastian hukum, jaminan keamanan, iklim usaha yang kondusif berusaha ditawarkan Prabowo Subianto. Intinya adalah dalam mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur perlu keterlibatan semua pihak di saat yang sama tidak "menihilkan"pihak lain.
Prabowo Subianto berhasil keluar dari "stigma"yang selama ini selalu dihembuskan oleh lawan politiknya. Prabowo Subianto berhasil meyakinkan pelaku usaha bahwa dirinya bukan ancaman bagi para pelaku usaha, sebaliknya Prabowo Subianto adalah kabar gembira bagi para pelaku usaha.
Sebab lewat para pelaku usaha tersebut cita-cita Prabowo Subianto untuk membentuk masyarakat sejahtera, menciptakan lapangan kerja akan mudah tercapai. Sinergitas pengusaha,penguasa,para cerdik pandai/ulama adalah kata kunci untuk menggapai cita cita politik Prabowo Subianto untuk menciptakan masyarakat sejahtera adil dan makmur.