(Lebih dekat dengan Putri  Kartusyarifa)
Dari sekian jumlah peserta lomba, penulis sempat  mewawancarai Putri begitu sapaannya dari nama panjang Putri Kartusyarifa. Cewek utusan SMPN 1 Kota Bima ini, tampil beda ketika dia berpidato dalam bahasa  Indonesia yang fasih pada hari kedua lomba (Selasa, 17/9) di Aula SMAN Kota Bima.Â
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Â Apalagi, di Puncak Acara Dies Natalis ke-28 SMAN 4 Kota Bima iyu, Putri bertengger di urutan pertama dalam lomba pidato bidang Bahasa Indonesia, dan di urut kedua diraih Raodhatul Atifah dari MTsN 1 Kota Bima, dan ketiga diduduki Hanifaturahman.
Saat Putri tampil, memang diakui Dewan Juri dan undangan,bahwa dia  tampil beda. Saat Putri berpidato, tepuk tangan meriah menggetar ruangan. Lebih lagi ketika  Putri mengajukan tanya,"maukah kita maju untuk bisa disebut terhormat, termulia, dan termertabat? Saya yakin, kata Putri, kita sepakat untuk mau maju.Â
Sebab kalau tidak, percuma potensi SDM yang kita miliki. Bahkan kita akan menjadi makhluk terendah, manusia terburuk, makhluk terjahat, terhina dan akan lebih hina dari binatang.
Ketika kita sepakat untuk maju, lanjutnya, maka kita perlu bahkan harus berusaha meningkatkan kualitas SDM kita melalui integrasi ilmu, iman, dan amal yang sesuai dengan nilai-nilai religius.Â
Kita tidak ingin hanya menjadi manusia pintar tetapi pembangkang, pecundang dan penipu.Akan tetapi lebih dari itu. Ingat, katanya lebih lanjut, manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna, unik, dan menarik.
Untuk tidak menjadi manusia yang disebut  makhluk terendah, terburuk, dan terjahat, seperti tersebut di atas tadi, lanjut Putri  yang lahir tanggal 29 Maret 2007 itu, kita mengamati dan pelajari nilai yang terkandung dalam Al-Quran sebagai landasan utama dalam meningkatkan SDM.Â
Di sana ada tiga landasan pokok sebagai terapi Rasul dalam membangun umat, yaitu selain mengisi otak dengan ilmu, mengisi hati dengan tauhid, juga memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Hal di atas, saya angkat dan saya ungkit, demikian lanjutnya, saya miris dengan kondisi yang ada di negeri kita saat ini. Kita lihat dan perhatikan saja, tidak sedikit saudara kita yang bersikap anarkis, berjiwa pengemis, berwatak bengis, bermental miskin, tidak peduli dengan nasib rakyat yang sudah banyak yang melarat hidupnya.Â