Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB, Politik, dan Toleransi

5 Maret 2020   17:55 Diperbarui: 5 Maret 2020   17:55 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik dan Toleransi

Partai Kebangkitan Bangsa
Bertakwa pada Tuhan
Perjuangkan keadilan dan persaudaraan

Tegakkan persatuan
Perkukuh Kesatuan

Penggalan bait lagu hymne PKB ini bila dimaknai mendalam akan berkorelasi terhadap pola pikir, pola komunikasi dan perilaku kader PKB dalam menjalankan politik ibadahnya. Wabilkhusus terkait merawat toleransi antara sesama warga bangsa dan dunia dalam bingkai kebinekaan.

Bagi PKB, bangsa Indonesia yang majemuk adalah hamparan ladang luas untuk menjalankan pengabdian kepada Tuhan. Sistem politik di Indonesia tidak bisa menghalangi PKB untuk senantiasa merawat harmoni dalam keragaman suku, golongan, ras, dan agama yang terus tumbuh sumbur di bumi pertiwi ini.

Sebagai partai yang praktikkan politik rahmatan lil'alamin, menjaga toleransi, kerukunan dan kedamaian sesama warga bangsa fardlu 'ain hukumnya. Mempraktikkannya diyakini PKB bisa menjadi wasilah meraih kebahagiaan di akhirat kelak.

Perbedaan sejatinya bukan pemicu terjadinya pertentangan bangsa ini, apalagi perbedaan agama yang selalu dialamatkan untuk menyulut konflik. Politik PKB tidak melulu ditujukan pada kepentingan kekuasaan, tapi bagaimana kemudian politik menjadi wasilah supaya masalah menjadi maslahat publik.

Lugas, bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah politisi ulung sekaligus sebagai suri tauladan yang baik, bukan hanya bagi umat islam tetapi berlaku bagi seluruh umat manusia di bumi ini. Perangainya dalam dimensi moral, spiritual maupun sikap, sehari-hari yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dengan melepaskan sekat-sekat agama, suku, status sosial dan lainnya.

Spiritualitas Rasulullah inilah yang dijadikan alat perjuangan PKB dalam melahirkan kebijakan-kebijakan politiknya yang diorientasikan penuh untuk kemanfaatan dan kemaslahatan bagi publik. Bila politik itu kotor, untuk apa Rasulullah berpolitik kala itu. Bila politik itu kotor, untuk apa Gus Dur dan kiai khos NU lainnya mendeklarasikan PKB.

Islam mengharuskan para pemeluknya untuk menerima keberadaan agama-agama lain, bahkan diperintahkan untuk mengadakan hubungan baik dengan sesama pemeluknya sebagaimana ditetgaskan dalam Al-qur'an bahwa Allah telah mengirim Nabi kepada setiap umat (QS.27:25).
Labih jauh Al-qur'an juga menganjurkan untuk menerima pluralisme agama (QS.2:62), dan mengajarkan prinsip kebebasan beragama dan mengharuskan untuk hidup berdampingan secara damai (QS.2:256).

'Ala kulli hal, politik PKB mengikhtiarkan bahwa toleransi bukan lagi sebatas memperlihatkan bahwa agama berperan dalam kehidupan kebangsaan, tetapi ia muncul dari keyakinan yang utuh akan hakikat keberagamaan itu sendiri. Toleransi  senantiasa akan terus diperjuangkan PKB sekalipun terjadi perubahan sisem politik dan pergantian kepemimpinan. Karena Intoleransi adalah virus lebih menbahayakan dibanding virus Corona. Wallahu'akam bi ash showab.

Penulis adalah peminat masalah sosial, politik, dan keagamaan. Tinggal di Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun