Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemerdekaan RI dan Cerita dari Tepi Sungai Nil

9 Agustus 2025   21:15 Diperbarui: 9 Agustus 2025   21:15 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diplomat Indonesia, Agus Salim bertemu Hasan Al-Banna / sumber: republika

Saya tentu penasaran, mengapa sebuah ormas begitu peduli pada kemerdekaan satu negara yang letaknya jauh dari negara ormas itu berada.

Saya kemudian menemukan alasannya. Di dalam Risalah Ta'lim, salah satu risalah (catatan) dari beberapa risalah yang ditulis Hasan al-Banna, pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin, terdapat tahapan-tahapan kerja (Marotib al-'Amal) dari organisasi tersebut.

Ada tujuh tahapan dari tahapan-tahapan kerja Ikhwanul Muslimin. Agenda keempatnya adalah Tahrir al-Wathon atau membebaskan negeri. Maksudnya, membebaskan negeri-negeri Islam dari penjajahan dan pengaruh asing.

Indonesia memang bukan negara Islam. Namun, mayoritas penduduknya yang beragama Islam dengan jumlah ratusan ribu juta jiwa, tentu saja bagi Ikhwanul Muslimin termasuk kategori negara yang harus dibantu kemerdekaannya.

Lupa pada jasa mereka sama saja seperti melupakan sahabat yang membantu kita di saat terpuruk. Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Abu Dawud)

Mengingat jasa Ikhwanul Muslimin adalah bagian dari rasa syukur kita sebagai bangsa.

Sejarah adalah cermin. Dari Ikhwanul Muslimin dan Mesir kita belajar bahwa kemerdekaan tidak pernah lahir sendirian. Ada tangan-tangan dari jauh yang terulur, ada doa-doa yang dipanjatkan di negeri asing untuk kita.

"Merdeka bukan hanya hasil keringat kita sendiri, tapi juga buah dari solidaritas yang menembus batas benua. Mengingat jasa itu, berarti menjaga martabat kita sebagai bangsa yang tahu berterima kasih."

Maka, di tengah arus zaman yang cepat melupakan, mari kita tegakkan ingatan: Republik ini pernah dibantu berdiri oleh saudara dari tepi Sungai Nil.

Sumber:
Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, M. Zein Hassan Lc, penerbit Bulan Bintang, 1980
Risalah Ta'lim, Hasan Al-Banna, penerbit Al-Itishom, Jakarta.
https://kumparan.com/azmi-putra-gayo/78-tahun-kemerdekaan-ri-merawat-kenangan-kedekatan-indonesia-mesir-212watXW3Xw
https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/07/17/m79azo-peran-ikhwanul-muslimin-untuk-kemerdekaan-indonesia?utm_source=chatgpt.com
https://www.mandailingonline.com/ikhwanul-muslimin-mesir-dan-kemerdekaan-indonesia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun