Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Suplemen untuk Penulis adalah Membaca

16 Agustus 2022   11:01 Diperbarui: 16 Agustus 2022   11:05 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membaca/sumber: pinterest

Besar Pasak daripada Tiang

Di atas adalah sebuah peribahasa yang sudah sangat dikenal. Peribahasa tersebut sangat pas kalau dikaitkan dengan kondisi sekarang, saat kondisi ekonomi serba sulit, harga-harga serba mahal. Pandemi yang mulai menuju normal pun belum bisa mengubah kondisi ekonomi.

'Besar pasak daripada tiang' artinya pengeluaran lebih besar atau lebih banyak daripada pemasukan. Dan di masa ekonomi sulit sekarang ini, kondisi tersebut yang sedang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat.

Dampak yang paling terasa akibat mewabahnya virus Covid-19, selama dua tahun lebih, adalah ekonomi. Terutama kondisi ekonomi yang dirasakan kalangan menengah ke bawah. Di satu sisi kebutuhan bertambah, karena kebutuhan untuk kesehatan menjadi prioritas. Di sisi lain pemasukan berkurang, karena adanya kebijakan PPKM yang membatasi aktivitas, termasuk aktivitas mencari nafkah.

Jadi, saat 'pasak lebih besar daripada tiang', pemasukan lebih sedikit dari pengeluaran, maka akan terjadi masalah.

Tapi ... biarlah, itu kondisi real sekarang, dan saya dalam artikel ini tidak akan membahasnya. Apalagi memberikan solusinya.

Saya menulis ini hanya karena ingin memotivasi diri sendiri, terkait aktivitas menulis saya. karena spirit menulis saya masih timbul tenggelam. Kadang semangat, terkadang juga malas. Kalau kata orang-orang istilahnya sedang terkena writer's block.

Lalu kenapa mengutip peribahasa di atas?

Ya ... karena peribahasa di atas cocok juga mengingatkan seorang penulis yang masih fluktuatif semangat menulisnya.

Maksudnya?

Sebelum menjawab, saya ingin menegaskan, bahwa dalam kehidupan seorang penulis, idealnya ... sekali lagi idealnya, ya, tidak terlepas dari aktivitas menulis dan membaca.

Sehingga tidak berlebihan kalau saya membuat sebuah quote ini, "Menulis adalah aktivitas mengeluarkan isi kepala, dan mengisinya dengan membaca".

Membaca adalah aktivitas yang sangat penting bagi seorang penulis. Membaca dan menulis bagai dua sisi mata uang, yang tidak bisa dipisahkan.

Peribahasa di atas asalnya adalah 'pasak = pengeluaran' dan 'tiang = pemasukan'. Tapi bagi kita yang berkecimpung di dunia literasi, bisa juga berarti, 'pasak = pengeluaran = menulis' dan 'tiang = pemasukan = membaca'.

'Besar pasak daripada tiang' akan bermakna, lebih banyak (sering) menulis daripada membaca.

Apakah itu masalah?

Tentu saja masalah!

Kalau dalam kehidupan ekonomi peribahasa di atas menunjukkan adanya sebuah masalah. Kenapa tidak, dalam kehidupan literasi?

Mungkin di antara Anda ada yang protes, "Saya tidak suka membaca, tetapi kok tetap bisa menulis!'

Ya, bisa saja. Tapi saya bisa menjamin, tulisan Anda tidak akan berkembang, alias begitu-begitu saja. Setidaknya dalam pemilihan diksi.

Untuk lebih jelasnya, saya beri analogi.

Analogi sebuah teko.

Anda tahu kan, teko?

Kebangetan kalau ga tahu.

Teko, tempat kita menyimpan minuman.

Teh panas kalau sore-sore, hmmmm... nikmat.

Teko ada kapasitasnya, kalau terus dikeluarkan maka teko akan kosong, dan tidak ada lagi yang bisa dikeluarkan.

Nah, teko itu ibarat kepala atau pikiran kita.

Kita isi dengan membaca, dan kita keluarkan saat menulis.

Kalau kita tidak suka membaca, maka isi kepala kita hanya itu-itu saja. Tidak bertambah wawasan.

Tidak masalah sih, untuk orang yang tidak menjadikan menulis sebagai aktivitasnya. Walaupun tetap akan terlihat dari apa yang dibicarakannya. Namun, bagi seorang penulis itu adalah masalah.

Jadi, kalau kita ingin terus menulis maka teruslah pula mengisi kepala (pikiran) kita dengan membaca. Kalau tidak banyak membaca, lama-lama kepala kita kosong. Sehingga yang ditulis hanya itu-itu saja.

Sekali ini, ini pendapat saya, lho ya.

Kalau Anda tidak setuju pendapat saya bahwa membaca sangat penting bagi seorang penulis, ya rapopo.

Tapi, setidaknya tulislah argumennya di kolom komentar, supaya kita bisa saling membandingkan dan menyandingkan pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun