Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebaikan Menurut Al-Quran

8 Agustus 2022   15:54 Diperbarui: 8 Agustus 2022   16:00 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu ayat tentang kebaikan/sumber: demicoco

Kompasianer yang selalu berbahagia, kali ini saya akan membahas tentang pengertian baik (kebaikan) dalam Al-Quran. Tapi sebelumnya mohon maaf, ya, bukan bermaksud sok tahu, bukan mau menggurui. Kebetulan saya sedang mempelajari ini jadi sekalian saja dibuat tulisan untuk Kompasiana. Semoga saja ada yang akan menambahkan atau mengoreksi.

Diksi untuk kebaikan di dalam Al-Quran tidak hanya satu atau dua, tetapi ada enam. Ini menunjukkan kebaikan adalah inti dari ajaran Islam. Sehingga sangat tidak tepat kalau menganggap Islam adalah ajaran yang radikal, sangar, tidak toleran, membolehkan terorisme, dan sebutan-sebutan lain yang berlawanan dengan arti kebaikan.

Untuk memahami kebaikan yang dimaksud dalam Al-Quran, mari kita kaji satu-persatu ke enam diksi untuk kebaikan tersebut.

#1 Thayyib

Kata Thayyib mempunyai makna segala sesuatu yang dianggap baik oleh fisik dan jiwa atau segala sesuatu yang tidak mengandung unsur sifat tercela dan menjijikkan, serta menunjukkan kualitasnya 'baik' untuk benda, termasuk untuk manusia.

Ada empat ayat dalam Al-Quran yang menyandingkan kata Thayyib dengan kata Halal pada makanan (Halaalan Thayyiban), yaitu

Al-Baqarah ayat 168

Al-Maaidah ayat 88

Al-Anfal ayat 69

An-Nahl ayat 114

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi BAIK ...."

Pengertian Thayyib untuk makanan, adalah makanan yang akan dikonsumsi selain harus halal juga harus bergizi seimbang, dan tidak menimbulkan masalah (penyakit) pada yang mengkonsumsi. Contoh makanan yang halal tetapi 'tidak baik' adalah gula bagi penderita diabetes. Jadi pengertian baik pada Thayyib adalah relatif.

Pada manusia kata Thayyib ini ditunjukkan dengan penampilan fisiknya yang baik. Wajahnya tampan/cantik, postur tubuh ideal, penampilan rapih dan enak dipandang.

#2 Khair

Kalau Thayyib menunjukkan kebaikan yang bersifat fisik, maka Khair adalah kebaikan dilihat dari sifatnya. Jika ada seorang manusia yang tampan, penampilannya rapih, berjas mahal, sepatu mengkilat, tetapi dia seorang koruptor, penipu, atau pelaku kejahatan lainnya. Maka dia dapat dikatakan Thayyib tetapi tidak Khair.

Makna Khair yang menunjukkan sifat ditunjukkan di surat Ali Imran ayat 110.

"Kamu adalah umat yang TERBAIK yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah ...."

#3 Ma'ruf

Kata Ma'ruf digunakan untuk kebaikan-kebaikan yang bersifat umum. Kebaikan-kebaikan yang diakui oleh semua agama, oleh semua ajaran, oleh adat (tradisi), dan oleh semua golongan.

Contohnya adalah menolong orang yang kecelakaan di jalan. Siapa pun orangnya, apa pun agamanya, atau berasal dari suku apa pun, pasti mengakui bahwa menolong orang yang kecelakaan adalah perbuatan baik atau sebuah kebaikan.

Dan setiap Muslim diperintahkan untuk berbuat dan menyeru pada kebaikan yang berupa Ma'ruf ini.

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang BAIK dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."

#4 Ihsan

Ihsan adalah perbuatan baik yang dilandasi kecintaan kepada Allah Swt. Motivasinya hanya karena Allah Swt. Diksi Ihsan ini diperuntukkan hanya untuk Muslim. Sehingga idealnya seorang Muslim, di mana pun berada dan dalam kondisi apa pun, harus berbuat Ihsan.

Dalam beribadah, Ihsan digambarkan dengan kalimat sebagaimana disampaikan Rasulullah Saw saat mendapat pertanyaan dari Jibril,

"Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu." (Hadits Arbain Nawawi no. 2)

Dalam ber-muamalah (sosial) Ihsan ini sering diistilahkan dengan akhlak. Sehingga seorang yang Ihsan disebut sebagai seorang yang berakhlak baik. Dua hadis berikut menjelaskan hal tersebut.

"Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah di mana saja berada. Iringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya itu dapat menghapusnya. Interaksilah dengan orang lain dengan akhlak yang baik." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim).

"Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya (ihsan)." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Baihaqi, dan Ad-Darimi)

#5 Saleh

Dalam kata Saleh tercakup empat kebaikan yang dijelaskan di atas (Thayyib, Khair, Ma'ruf, dan Ihsan). Sehingga setiap orangtua selalu mendambakan memiliki anak yang Saleh, bukan yang Thayyib, Khair, Ma'ruf, atau Ihsan. Sebagaimana firman Allah Swt berikut,

"Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). 

Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang SALEH, tentulah kami terraasuk orang-orang yang bersyukur." (QS. Al-'Araf: 189)

Orang-orang yang berbuat Saleh di mata Allah Swt setara dengan para nabi, orang-orang yang jujur (shiddiq), dan orang-orang yang syahid (syuhada).

"Siapa saja yang menaati (ketentuan) Allah dan rasul-Nya, niscaya mereka kelak akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya, yaitu para nabi, kalangan shiddiq, syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka adalah sebaik-baik sahabat." (Q. An-Nisa ayat 69).

#6 Al-Birr

Terakhir diksi untuk kebaikan di dalam Al-Quran adalah kata Al-Birr. Dalam kata Al-Birr ini tercakup kebaikan dari sisi Aqidah, Muamalah, Ibadah, dan Akhlak. Dapat dikatakan Al-Birr ini adalah kebaikan yang sempurna, yang paripurna.

Sebagaimana dijelaskan Allah Swt melalui firman-Nya,

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman  kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; 

dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 177)

Orang-orang yang berbuat Al-Birr disebut sebagai orang yang Mabrur. Sehingga kepada setiap orang berangkat untuk ibadah haji kita selalu berdoa, 'semoga menjadi haji yang Mabrur'.

Salah satu pengertian haji Mabrur adalah,

"Rasulullah Saw ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, 'Memberikan makanan dan santun dalam berkata.' Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim." (Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya)

Tentunya sifat Mabrur ini bukan hanya untuk ibadah haji. Semua ibadah: salat, puasa, zakat, semuanya harus berujung kepada sifat Mabrur. Orang yang Mabrur, melakukan Al-Birr, dalam kehidupannya berarti sudah lurus aqidahnya, baik muamalahnya, benar ibadahnya, dan mulia akhlaknya.

Demikian pengertian kebaikan di dalam Al-Quran.

Semoga bermanfaat.

Semoga Allah Swt memberi kemampuan kepada kita untuk selalu melakukan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun